Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Investasi Rp 1,6 Triliun, Pabrik Kereta Api di Banyuwangi Bakal Tampung 2000 Tenaga Kerja

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pabrik industri kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia sedang dibangun di Banyuwangi oleh PT Industri Kereta Api (INKA) dan Stadler Rail Group dari Swiss, dengan arsitektur unik mengadopsi kekhasan suku Osing Banyuwangi. Pabrik tersebut fokus menggarap pesanan ekspor ke Asia, Australia, dan Afrika.

Direktur Utama INKA Budi Noviantoro bercerita, pengembangan industri kereta di Banyuwangi menyimpan cerita unik. INKA semula ingin membangun pabrik sebagaimana di tempat lain dan bentuk bangunannya kurang-lebih seragam.

“Namun ternyata di Banyuwangi kami diajak menjadi bagian pengembangan pariwisata,” kata Budi.

“Desain awal bangunan yang kami presentasikan akhirnya diubah dengan mengusung arsitektur hijau, mengadopsi kekhasan Suku Osing Banyuwangi,” imbuhnya.

Jajaran INKA hadir bersama Owner dan Chairman Stadler, Peter Spuhler di Banyuwangi untuk meneken kerja sama pembentukan perusahaan patungan industri kereta di Banyuwangi.

Budi mengaku diminta oleh Bupati Abdullah Azwar Anas untuk membawa peradaban dan kebudayaan Banyuwangi pada pabrik yang dibangun.

“Istilahnya pak Anas menitipkan kebudayaan di tengah kemajuan ekonomi,” tutur Budi.

Maka pabrik kereta api ini kental dengan budaya Suku Osing, sehingga sangat unik dan dinilai membawa suasana segar.

Diakui Budi, ini model pengembangan pabrik yang keren. Apalagi ada Museum Kereta Api terlengkap, sekaligus menjadi destinasi wisata.

Pabrik INKA baru di Banyuwangi sendiri difokuskan menggarap pesanan dari berbagai negara.

“Kami memperlebar pemasaran produk kereta ke pasar Asia Timur, Afrika, dan Australia,” ungkap Budi.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pabrik INKA menjadi landmark baru. Berdirinya museum perkeretaapian juga menjadi destinasi wisata anyar.

“Kami ingin, INKA tidak hanya sekadar industri, tapi juga membawa kekayaan peradaban dan kebudayaan daerah. Bahkan, adanya museum juga bisa menjadi destinasi wisata teknologi dan edukasi,” papar Bupati Anas.

Dia menjelaskan, di Banyuwangi, setiap ruang publik dan bangunan baru harus mengakomodasi kekhasan Suku Osing.

“Ini ikhtiar membangun mainstream pariwisata sehingga terinternalisasi ke seluruh sektor di Banyuwangi,” imbuhnya.

Pabrik di Banyuwangi menjadi pabrik kereta terbesar di Indonesia dengan investasi Rp 1,6 triliun. INKA menggandeng Stadler Rail Group dari Swiss, salah satu produsen kereta terbesar dunia, yang akan membawa teknologi terbaru kereta api ke Banyuwangi.

INKA akan merekrut 2000 pekerja lokal di pabrik baru ini. Sebagian bakal dikirim magang di Swiss selama 3 bulan sembari menunggu pabrik Banyuwangi dalam proses pembangunan yang ditargetkan rampung pada 2020.

Chairman Stadler Rail Group Peter Spuhler mengatakan, pihaknya antusias membawa teknologi terbaru Eropa ke Banyuwangi.

“Kini Stadler memiliki 10 pabrik dari Rusia sampai Amerika Serikat,” ungkap Peter.

“Saat ini kami akan memasuki banyak pasar baru potensial untuk menyambut masa depan yang cerah,” pungkasnya.