Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jadi Panggung Kreatifitas Anak Muda, BEC 2025 Jadi Simpul Budaya dan Spiritual Kehidupan

jadi-panggung-kreatifitas-anak-muda,-bec-2025-jadi-simpul-budaya-dan-spiritual-kehidupan
Jadi Panggung Kreatifitas Anak Muda, BEC 2025 Jadi Simpul Budaya dan Spiritual Kehidupan

ngopibareng.id

Banyuwangi Sabtu, 12 Juli 2025 20:59 WIB

Banyuwangi Ethno Carnival digelar Sabtu, 12 Juli 2025 siang. Karnaval kostum ethnis ini menampilkan kemegahan atraksinya yang menawan. Parade busana seni budaya ini tidak hanya menyajikan kostum spektakuler, tetapi juga menjadi panggung bagi para anak-anak muda Banyuwangi berbakat untuk menampilkan kreativitas karyanya.

Penampilan Putri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri menjadi pembuka event ini. Firsta yang baru saja meraih gelar Miss Supranational Asia & Oceania 2025 dalam ajang international Miss Supranational 2025 di Polandia ini mengenakan busana rancangan desainer Banyuwangi Deny Arthara. Busananya mengangkat tema heroisme pahlawan perempuan Banyuwangi, Sayu Wiwit: Burning Women’s Spirit.

Disusul ratusan penari Gandrung dan sendratari yang menggambarkan tema BEC 2025, Ngelukat, sebuah tradisi masyarakat suku Osing, suku asli Banyuwangi, yang menggambarkan setiap fase kehidupan manusia sejak sebelum lahir hingga meninggal dunia.

Setiap fase tersebut diterjemahkan dalam kostum-kostum yang sangat apik rancangan desainer muda Banyuwangi. Ada kostum tema selapan (hamil 7 bulan), mudun lemah (turun tanah), sunatan, hingga pernikahan.

“Setiap tradisi itu menghubungkan manusia dengan Tuhan, alam, dan leluhurnya. Ngelukat bukan sekedar ritual. Tapi juga simpul budaya dan spiritual yang menyatu dalam kehidupan manusia,” kata Ipuk.

“Dengan pertunjukan ini, Banyuwangi mengambil sikap bahwa budaya tidak untuk ditinggalkan. Tetapi untuk dikuatkan, didaur ulang, dan dihidupkan kembali dengan cara yang kreatif,” tambahnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indah Parawansa menyatakan apresiasinya kepada pemkab dan seluruh warga Banyuwangi yang telah menggelar event ini. Menurutnya, Banyuwangi telah konsisten mengangkat budaya lokal menjadi kekuatan yang ditampilkan ke level nasional bahkan internasional.

Terima kasih untuk semua tim kreatif Banyuwangi yang telah mempersembahkan karya terbaiknya,” kata Gubernur Khofifah yang hadir membuka BEC.

Baca Juga

Khofifah mengatakan, BEC menjadi sebuah event yang merajut kekuatan budaya, sosial, ekonomi. Tidak hanya untuk Banyuwangi tapi juga Jawa Timur dan Indonesia.

“BEC menjadi kekuatan budaya dari Banyuwangi yang turut menguatkan peradaban bangsa,” ujarnya.

Para desainer dan model menampilkan busana spektakulernya dimulai Taman Blambangan hingga Kantor Bupati dengan jarak 2,5 Km. BEC diikuti peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Parade ini juga diikuti sejumlah wisatawan asing yang kebetulan sedang berlibur di Banyuwangi. Salah satunya bule Peru bernama Diego Manuel sampai tertarik untuk ikut jalan di atas catwalk. Dia mengenakan kostum busana pengantin Osing. Diego mengaku senang bisa turut meramaikan parade catwalk.

“Saya sangat senang ikut parade ini dan mengenakan busana etnik Banyuwangi. Parade seperti ini mirip dengan karnaval Rio de Janeiro,” kata Diego.

Like