Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jelang Ramadan, Warga Banyuwangi Antusias Ikut Hapus Tato Gratis, Malu Sama Anak Jadi Alasan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Puluhan warga Banyuwangi antusias menghapus tato yang melekat pada tabuhnya jelang bulan suci Ramadan tahun ini.

Mereka bersemangat saat mendatangi Klinik Pratama Polresta Banyuwangi untuk mengikuti program penghapusan tato gratis, Minggu (19/3/2023).

Sebenarnya, ada seratusan warga yang berniat untuk mengikuti program tersebut. Akan tetapi, pihak penyelenggara membatasi jumlah pasien sebanyak 20 orang pada tahap pertama.

“Animonya sebenarnya banyak. Lebih dari seratus pasien. Tapi kami jadwalkan pelaksanaannya. Pada hari ini 20 pasien,” kata AKBP dr Heri Budiono, Kepala RS Bhayangkara Bondowoso, saat meninjau program penghapusan tato itu.

Program hapus tato gratis itu merupakan kerja sama antara RS Bhayangkara Bondowoso dan Polresta Banyuwangi.

Baca juga: Rayakan Ulang Tahun Persebaya ke-94, Bonek Hijrah Gelar Khotmil Quran Hingga Gerakan Hapus Tato

Heri menjelaskan, penghapusan tato dilakukan dengan teknologi laser.

Penghapusan tato, lanjut dia, tak bisa tuntas dalam sekali tindakan. Tato baru benar-benar hilang dari kulit setelah lima sampai sepuluh kali pelaseran.

“Tergantung tebal dan luasnya. Yang paling penting disadari bahwa penghapusan tato tidak bisa instan,” ucap dia.

Untuk itu, petugas kesehatan dari RS Bhayangkara Situbondo dan Klinik Pratama Polresta Banyuwangi akan menggelar program penghapusan tato itu secara kontinu setiap bulan.

Harapannya, mereka yang telah mengikuti program tahap pertama bisa kembali datang untuk melanjutkan proses pembersihan tato.

Sebelum datang ke klinik, warga yang ingin tatonya dihapus terlebih dulu menjalani screening beberapa hari sebelumnya.

Tingginya animo membuat petugas perlu menyeleksi para peserta. Mereka yang memiliki gangguan kesehatan tertentu juga tak bisa ikut dalam program tersebut.

Salah satu peserta, Dwi (27), mengaku telah lama tertarik untuk menghilangkan tato di lengan kirinya sejak lama.


source