Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

‘Kanker Serviks Bukan Penyakit Menular’

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

dr.-Selamat-Widodo,-Mkes,-SpOG

Selamat Widodo Berbagi Tips Pentingnya Pap Smear

KALPURO- Bahaya kanker serviks yang menyerang para wanita butuh pendeteksian dini agar tidak merambat dan semakin berbahaya. Untuk mendeteksi sejak awal tersebut, kemarin karyawati dan istri karyawan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) mengikuti  tentang bahaya kanker serviks dari Direktur RS Fatimah. dr. Selamat Widodo, Mkes, SpOG.

Usai menyantap materi, langsung dilakukan pemeriksaan pap smear yang ditangani dokter dan petugas medis Rumah Sakit Fatimah. Dalam pemeriksaan tersebut, karyawati dan istri karyawan di periksa satu per satu kesehatan organ genitalnya oleh beberapa tenaga medis RS Fatimah.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan itu akan diteliti di laboratorium dan diumumkan tiga hari kemudian. Para kaum ibu itu tampak antusias setelah melihat bahaya yang ditimbulkan kanker serviks.  dr. Selamat Widodo SpOG. Mkes menerangkan, penyakit itu dapat menyerang siapa saja.

Terutama, mereka yang gaya hidupnya kurang bersih dan tidak dapat menjaga kebersihan organ genitalnya. Kanker serviks berdasar data diderita sekitar 58 juta orang di Indonesia pada tahun 2003. Jumlah tersebut lebih dari seperlima jumlah penduduk Indonesia.

Bahkan, penyakit ini menjadi penyakit kedua yang mematikan setelah kanker payudara Selamat Widodo menambahkan, biasanya kanker serviks baru diketahui setelah 10 atau 15 tahun pasca pasien positif terinfeksi human papillomavirus (HPV). Saat demikian, sebagian besar kondisi pasien sudah stadium 3 atau 4.

“Dalam artian mereka sudah masuk kategori yang sudah tidak bisa disembuhkan,” ungkap Selamat. Penularan virus itu murni karena ketidakbersihan pola hidup seseorang, bukan karena tertular dari orang lain. “Penyakit ini murni karena personal hygiene bukan karena tertular orang lain, bukan karena aktivitas apalagi keturunan. Bisa karena toilet kotor dan pembalut atau pembersih yang suka gonta-ganti,” terangnya.

Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan pengobatan berupa suntik vaksin. Namun, sebelumnya perlu dilakukan pap smear untuk memeriksa kondisi mulut rahim. Barulah setelah dapat diambil sampel cairan mulut rahim, dirinya dapat memastikan bagaimana kondisi kesehatan organ genital wanita tersebut.

“Yang jelas kalau sudah mulai keputihan tidak normal, kemudian ada pendarahan juga, atau siklus menstruasi tidak lancar disertai bau tidak sedap, bisa mulai dilakukan pemeriksaan,” ulasnya. Menurut Selamat, kanker yang menyerang mulut rahim itu dapat menyerang siapa saja.

Wanita yang belum menikah disarankan memeriksakan diri. Mereka nanti tidak akan melalui tahap pemeriksaan pap smear, hanya akan disuntik vaksin atau pemeriksaan cairan di permukaan organ genital. “Kalau sudah stadium 4, seperti layaknya kanker, penyakit ini akan menyebar ke seluruh organ, mulai paru- paru, jantung, sampai otak. Karena itu, kanti sarankan memeriksakan diri. Terutama, wanita di antara usia 20-35 tahun dan yang di atasnya,” terang dokter spesialis kandungan itu. (radar)