Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kasus DBD di Kecamatan Rogojampi Menggila, Selama April, 48 Orang Terpapar dan 3 Meninggal

kasus-dbd-di-kecamatan-rogojampi-menggila,-selama-april,-48-orang-terpapar-dan-3-meninggal
Kasus DBD di Kecamatan Rogojampi Menggila, Selama April, 48 Orang Terpapar dan 3 Meninggal
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

RadarBanyuwangi.id – Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kecamatan Rogojampi tampaknya menggila. Dalam sebulan ini, ditemukan 48 kasus.

Dari jumlah itu, tiga pasien yang menjalani perawatan karena terjangkit penyakit disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu meninggal dunia.

Untuk menekan penyebaran DBD, Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi terus menggencarkan fogging di perkampungan yang dinilai rawan dan berpotensi terjadinya penyebaran.

Itu seperti yang dilakukan di Kampung Pabrikan, Dusun Maduran, dan daerah perumahan Concrong, Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Rogojampi.

Baca Juga: Pendaftar Calon Anggota PPK di Banyuwangi Banjir Peminat, Pelamar Tembus 521 orang: Sayangnya Pelamar Perempuan Masih Minim

“Kami sebetulnya juga aktif menerjunkan kader juru pemantau jentik (jumantik),” ungkap Kepala Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi, drg Ai Nurul Hidayah.

Menurut Nurul, pemantauan jentik nyamuk itu cara yang cukup efektif untuk menekan angka penderita DBD.

Sebab warga memiliki kesadaran penuh untuk memelihara kesehatan lingkungannya, terutama pada saat musim pancaroba dan datangnya musim penghujan seperti saat ini.

Baca Juga: Harap Sabar, Sungai Apur yang Ambrol Sedang Diperbaiki, Sistem Pengairan Dilakukan Bergilir

“Penderita DBD di wilayah kami terus meningkat,” katanya.

Nurul menyebut, pada Januari 2024 ditemukan tujuh kasus DBD, untuk Februari 2024 ada empat kasus, dan Maret ada tujuh kasus.

“Jadi selama Januari hingga Maret 2024 ada 18 kasus, semua pasien sudah tertangani dengan baik, ” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Selama April 2024, terang Nurul, pasien DBD ada lonjakan yang cukup drastis, yakni mencapai 48 orang. Dari jumlah itu, tiga diantaranya meninggal.

Baca Juga: Angka PHK Minim, Baru 50 Persen Dari 6.643 Perusahaan di Banyuwangi yang Terapkan UMK: Ini Respon Disnakertrans-Perin


Page 2

“Wilayah kami itu ada enam desa, 48 warga terkena DBD itu ya di enam desa itu,” jelasnya.

Nurul membeberkan, dari 48 pasien DBD itu berasal dari Desa Rogojampi sebanyak 31 orang, Desa Kedaleman lima orang, Desa Karangbendo ada lima orang, Desa Pengatigan ada satu orang, Desa Gitik ada lima orang, dan Desa Lemahbang Dewo ada satu penderita.

“Paling banyak Desa Rogojampi, tiga penderita DBD yang meninggal itu dari Desa Rogojampi ini,” katanya.

Setelah ditemukan ada penderita DBD, jelas dia, kader jumantik langsung terjun melakukan pemantauan jentik nyamuk di bak mandi milik warga atau tetangga dari penderita DBD.

Baca Juga: Peringati Hari Buruh ala DKB Banyuwangi, Seniman Gelar Diskusi: Ini yang Jadi Pokok Bahasannya

Selain itu, juga melakukan abateisasi sekaligus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada warga tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Salah satu tokoh masyarakat Dusun Maduran, Desa Rogojampi, Andi Hidayat mengaku dalam beberapa pekan terakhir jumlah kasus DBD di kampungnya memang cukup banyak.

“Ada tiga sampai empat orang yang dirawat di rumah sakit akibat DBD,” ujarnya.

Dengan dilakukan fogging, Andi berharap penyebaran DBD di Desa/kecamatan Rogojampi bisa segera teratasi dan tidak sampai jatuh korban jiwa.

“Semoga sehat, selamat semua, jangan sampai ada yang jatuh sakit lagi akibat DBD,” harapnya.(ddy/abi)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kecamatan Rogojampi tampaknya menggila. Dalam sebulan ini, ditemukan 48 kasus.

Dari jumlah itu, tiga pasien yang menjalani perawatan karena terjangkit penyakit disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu meninggal dunia.

Untuk menekan penyebaran DBD, Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi terus menggencarkan fogging di perkampungan yang dinilai rawan dan berpotensi terjadinya penyebaran.

Itu seperti yang dilakukan di Kampung Pabrikan, Dusun Maduran, dan daerah perumahan Concrong, Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Rogojampi.

Baca Juga: Pendaftar Calon Anggota PPK di Banyuwangi Banjir Peminat, Pelamar Tembus 521 orang: Sayangnya Pelamar Perempuan Masih Minim

“Kami sebetulnya juga aktif menerjunkan kader juru pemantau jentik (jumantik),” ungkap Kepala Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi, drg Ai Nurul Hidayah.

Menurut Nurul, pemantauan jentik nyamuk itu cara yang cukup efektif untuk menekan angka penderita DBD.

Sebab warga memiliki kesadaran penuh untuk memelihara kesehatan lingkungannya, terutama pada saat musim pancaroba dan datangnya musim penghujan seperti saat ini.

Baca Juga: Harap Sabar, Sungai Apur yang Ambrol Sedang Diperbaiki, Sistem Pengairan Dilakukan Bergilir

“Penderita DBD di wilayah kami terus meningkat,” katanya.

Nurul menyebut, pada Januari 2024 ditemukan tujuh kasus DBD, untuk Februari 2024 ada empat kasus, dan Maret ada tujuh kasus.

“Jadi selama Januari hingga Maret 2024 ada 18 kasus, semua pasien sudah tertangani dengan baik, ” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Selama April 2024, terang Nurul, pasien DBD ada lonjakan yang cukup drastis, yakni mencapai 48 orang. Dari jumlah itu, tiga diantaranya meninggal.

Baca Juga: Angka PHK Minim, Baru 50 Persen Dari 6.643 Perusahaan di Banyuwangi yang Terapkan UMK: Ini Respon Disnakertrans-Perin