radarbanyuwangi.jawapos.com – Nama Abdullah Azwar Anas kembali menghiasi panggung politik nasional.
Dalam Kongres VI PDI Perjuangan yang digelar Sabtu (2/8) di Nusa Dua, Bali, Anas resmi ditunjuk sebagai Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi Kerakyatan DPP PDIP periode 2025–2030.
Sebuah posisi strategis yang menempatkannya di pusat transformasi pelayanan publik partai.
Namun di balik sorotan itu, ada sosok lain yang tak kalah mencuri perhatian: Ipuk Fiestiandani, istri Anas, yang kini menjabat Bupati Banyuwangi dua periode.
Keduanya kerap disebut sebagai pasangan politik paling solid di Jawa Timur.
Pernah Jadi Ibu PKK, Kini Dua Kali Menang Pilkada
Karier politik Ipuk tak bisa dilepaskan dari perjalanannya sebagai istri Bupati.
Sejak 2010, saat Anas pertama kali menjabat Bupati Banyuwangi, Ipuk aktif sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Dekranasda, hingga penasihat berbagai organisasi kewanitaan.
Dari balik peran-peran itu, ia membangun jejaring sosial akar rumput yang luas. Tak heran ketika suaminya mengakhiri masa jabatan pada 2021, Ipuk justru melanjutkan tongkat kepemimpinan Banyuwangi.
Ipuk maju di Pilkada 2020 berpasangan dengan Sugirah dan menang. Pada 2024, ia kembali mencalonkan diri bersama Mujiono, dan kembali terpilih dengan 52,11 persen suara.
Dari Jakarta ke Banyuwangi
Lahir di Candimulyo Magelang, 10 September 1974, Ipuk menghabiskan masa kecilnya di Jakarta.
Ia sekolah di SD Negeri Cempaka Putih Barat II, lalu melanjutkan ke SMPN 216 dan SMAN 68 Jakarta.
Lulus SMA, ia kuliah di IKIP Jakarta, lalu menuntaskan pendidikan magister di Universitas Airlangga dengan gelar Magister Kebijakan Publik.
Page 2
Selain pendidikan formal, Ipuk juga memperdalam ilmu pelayanan publik di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.
“Bunga Desa” dan Banyuwangi yang Berubah
Sebagai bupati, Ipuk dikenal dengan program andalannya: Bunga Desa.
Ia menginap langsung di desa-desa terpencil, mendengar keluhan warga, dan memberikan solusi langsung di lapangan.
Model blusukan ini menumbuhkan citra “pemimpin yang hadir”.
“Jarang ada bupati perempuan yang mau tidur di balai desa, ikut makan sama warga. Bu Ipuk berani dan tulus,” ujar salah satu warga di Songgon.
Ipuk juga dikenal lewat program Bangsring Underwater, yang menyulap para nelayan perusak terumbu karang menjadi pelestari laut dan pemandu wisata bahari.
Kader NU, Perempuan PDIP, dan Pilar Anas
Di internal PDIP, Ipuk kini menjadi salah satu kader perempuan yang diperhitungkan.
Berasal dari keluarga Nahdliyin, ia dianggap mampu menjembatani kultur NU dan nasionalisme PDIP.
Kini, ketika Anas menempati posisi strategis di DPP PDIP, banyak yang melihat kekuatan pasangan ini sebagai dua sisi dari satu mata uang.
Anas bertugas di pusat untuk merumuskan arah kebijakan nasional, Ipuk menjejak langsung di daerah sebagai eksekutor program kerakyatan.
Pasangan ini menandai model baru kepemimpinan keluarga politik—bukan yang mewariskan kekuasaan, tapi yang saling melengkapi dalam kerja-kerja pengabdian. (*)
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Nama Abdullah Azwar Anas kembali menghiasi panggung politik nasional.
Dalam Kongres VI PDI Perjuangan yang digelar Sabtu (2/8) di Nusa Dua, Bali, Anas resmi ditunjuk sebagai Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi Kerakyatan DPP PDIP periode 2025–2030.
Sebuah posisi strategis yang menempatkannya di pusat transformasi pelayanan publik partai.
Namun di balik sorotan itu, ada sosok lain yang tak kalah mencuri perhatian: Ipuk Fiestiandani, istri Anas, yang kini menjabat Bupati Banyuwangi dua periode.
Keduanya kerap disebut sebagai pasangan politik paling solid di Jawa Timur.
Pernah Jadi Ibu PKK, Kini Dua Kali Menang Pilkada
Karier politik Ipuk tak bisa dilepaskan dari perjalanannya sebagai istri Bupati.
Sejak 2010, saat Anas pertama kali menjabat Bupati Banyuwangi, Ipuk aktif sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Dekranasda, hingga penasihat berbagai organisasi kewanitaan.
Dari balik peran-peran itu, ia membangun jejaring sosial akar rumput yang luas. Tak heran ketika suaminya mengakhiri masa jabatan pada 2021, Ipuk justru melanjutkan tongkat kepemimpinan Banyuwangi.
Ipuk maju di Pilkada 2020 berpasangan dengan Sugirah dan menang. Pada 2024, ia kembali mencalonkan diri bersama Mujiono, dan kembali terpilih dengan 52,11 persen suara.
Dari Jakarta ke Banyuwangi
Lahir di Candimulyo Magelang, 10 September 1974, Ipuk menghabiskan masa kecilnya di Jakarta.
Ia sekolah di SD Negeri Cempaka Putih Barat II, lalu melanjutkan ke SMPN 216 dan SMAN 68 Jakarta.
Lulus SMA, ia kuliah di IKIP Jakarta, lalu menuntaskan pendidikan magister di Universitas Airlangga dengan gelar Magister Kebijakan Publik.