Radarbanyuwangi.id – Kasus ibu melahirkan di dalam mobil depan rumah bersalin (RB) yang berada di Dusun Sumberdadi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, mendapat respons Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi. Dinkes memastikan kasus tersebut menjadi evaluasi demi perbaikan layanan ke depan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Amir Hidayat menjelaskan, sebenarnya telah disediakan perawat di rumah bersalin tersebut. Pihaknya juga sempat membantah adanya narasi bahwa tidak ada satu orang pun tenaga medis yang berada di lokasi tersebut.
Namun demikian, Amir tidak menyangkal bahwa saat peristiwa terjadi, bidan yang seharusnya berjaga tidak ada di tempat. Sehingga, penanganan ibu melahirkan tidak bisa langsung dilakukan.
”Di wilayah tersebut sudah ada perawat dan itu bisa kami konfirmasi ke lapangan terkait siapa petugas yang berjaga saat itu. Namun, setelah dikonfirmasi bidan yang berjaga sedang memberikan tindakan promotif-preventif kepada ibu hamil yang lokasinya masih berada di wilayah yang sama,” ujar Amir.
Baca Juga: Wajib Tahu! Larangan Mendaki Kawah Ijen Masih Berlaku: Fenomena Bediding Suhu Malam Hari Ijen Tembus 11 Derajat
Amir menjelaskan bahwa bidan di wilayah tersebut hingga saat ini memiliki dua tugas, yaitu pelayanan dan tugas kewilayahan. Seperti yang dilakukan bidan jaga ketika peristiwa tersebut terjadi.
Amir mengaku, bidan berangkat melakukan tugas kewilayahan setelah memastikan tidak ada potensi ibu melahirkan di hari itu. Termasuk kasus Sudanisih yang Hari Perkiraan Lahir (HPL)-nya jatuh pada 5 Agustus mendatang.
Baca Juga: Diterjang Angin Kencang, Rumah Janda di Benculuk Banyuwangi Ambruk: Alhamdulillah Korban dan 2 Anaknya Selamat
Meski begitu, hingga saat ini Amir memastikan prosedur tetap (protap) penanganan ibu melahirkan di rumah bersalin tersebut telah berjalan.
Yaitu saat peristiwa darurat terjadi, perawat langsung menghubungi semua bidan yang bertugas dan bidan yang tengah melaksanakan tugas kewilayahan langsung menghentikan aktivitasnya seketika untuk memberikan penanganan.
”Ini menjadi evaluasi kami dan ke depan akan kami terapkan bahwa tugas kewilayahan tak lagi dibebankan kepada bidan jaga. Selain itu, dalam 24 jam di setiap sif harus selalu ada yang bersiaga, minimal satu bidan dan satu perawat,” pungkas Amir. (tar/sgt/c1)







