Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kemarau Panjang Bikin Biaya Produksi Petani Buah Naga Banyuwangi Membengkak

Detik.com



Banyuwangi

Akibat kemarau panjang, petani buah naga di Banyuwangi mengalami kesulitan air. Agar tanaman buah naga tetap panen, sejumlah petani terpaksa merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air dari sumur bor di sekitar lahan pertanian.

Enot Sugiharto, salah satu petani buah naga asal Desa Kedungasri, Tegaldlimo mengungkapkan kondisi kekeringan di lahan persawahannya sudah terjadi nyaris 3 bulan. Ia pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengairi seperempat hektar kebun buah naga miliknya.

“Sepertinya kemarau tahun ini cukup panjang. Kondisi ini berdampak bagi kami para petani buah naga karena tanah gampang kering,” keluh Enot kepada detikJatim, Rabu (18/10).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enot mendapatkan air pengairan dengan cara membeli dari sumur bor seharga Rp 35.000 per jam, dengan lama waktu pengairan minimal 7 jam.

petani buah naga BanyuwangiPetani buah naga Banyuwangi (Foto: Eka Rima)

“Minimal 7 jam, itupun belum dikatakan merata. Atau yang penting basah saja. Sekali sewa setidaknya butuh Rp 245 ribu,” jelasnya.

Enot mengatakan untuk kondisi lahan yang benar-benar cukup parah, membutuhkan air rendaman hingga berhari-hari lamanya. Harga sewa tersebut juga mengacu kepada ukuran pipa dan daya sedot mesin yang digunakan.

Untuk pipa ukuran besar dengan daya yang cukup kuat, biasanya dibanderol Rp 60 ribu per jam. Dengan kondisi kemarau ini, Enot mengaku harus membeli air setidaknya dua kali dalam sebulan.

“Kalau kondisi tanahnya sudah kering kriuk itu, butuh waktu lama untuk merendam. Ada yang sehari penuh bahkan sampai tiga hari. Otomatis biaya juga butuh banyak. Sampai jutaan,” tutur Enot.

Hal serupa juga dialami oleh Asmui, ia bahkan bisa menghabiskan biaya lebih besar yakni mencapai Rp 1 juta sekali proses pengairan.

“Lebih banyak habisnya, bisa sampai Rp 1 juta lebih karena lebih luas dan lebih kering tanahnya,” tutur Asmui

Petani Buah Naga di Banyuwangi khawatir biaya produksi yang tinggi tidak sebanding dengan harga buah naga yang jatuh saat panen raya.

“Kalau seperti sekarang ya masih bisa Rp 5.000 sampai Rp 7.000 tapi kalau panen raya bisa sampai Rp 3.000,” ungkap Enot.

Enot berharap dinas pertanian bisa memperbanyak sumur-sumur bor di daerah lahan pertanian Buah Naga di sekitar sentra pertanian Buah Naga kecamatan Tegaldlimo.

Simak Video “BPBD Catat 1,1 Juta Warga Lebak Terdampak Kekeringan
[Gambas:Video 20detik]
(erm/iwd)

source