Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Keris Mpu Gandring Milik Ken Arok dan yang Ada Saat Ini

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Detik.com


Banyuwangi

Keris Mpu Gandring yang digunakan Ken Arok dalam menghabisi nyawa Tunggul Ametung telah tiada. Lantas, Keris Mpu Gandring apa yang masih ada saat ini?

Pernah mendengar skandal politik Kerajaan Singasari yang diwarnai serangkaian pembunuhan menggunakan Keris Mpu Gandring? Ada yang menyebut itu sebagai kisah nyata yang tak tercatat dalam sejarah. Namun ada pula yang menyebut itu sebagai cerita panji atau kisah folklor belaka.

Tidak ada catatan sebagai rujukan pasti, yang dapat membuktikan kebenaran tragedi berdarah Keris Mpu Gandring. Namun demikian, wujud dari keris kontroversi itu diyakini abadi hingga masa kini.

Bahkan kedigdayaan dari Keris Mpu Gandring mampu menempatkannya dalam barisan Pusaka Tindih. Atau pusaka yang mampu menyerap energi negatif dari pusaka lainnya.

Disebut Keris Mpu Gandring karena keris itu dibuat oleh seorang mpu (pembuat keris/senjata ampuh), yang dikenal dengan sebutan Gandring. Mpu Gandring disebut sebagai tokoh dalam Pararaton ‘Para Ratu’, sebuah kitab naskah sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi.

Kisah Keris Mpu Gandring dimulai dari sejarah berdirinya Kerajaan Singasari, yang sebelumnya disebut Tumapel. Catatan terkait kapan dibuatnya Keris Mpu Gandring tidak tertulis secara pasti. Namun bisa dilihat dari tahun berdirinya kerajaan tersebut.

Tercatat, Kerajaan Singasari berdiri pada tahun 1222. Dikisahkan, Ken Arok atau Ken Angrok memesan keris kepada Mpu Gandring, sebagai senjata pegangan pribadi yang dalam bahasa Jawa kerap disebut piandel, satu tahun sebelum Tunggul Ametung terbunuh yang dibarengi dengan diubahnya Tumapel menjadi Singasari.

Keris Mpu Gandring Milik Ken Arok

Awalnya, Ken Arok memesan Keris Mpu Gandring dengan waktu pembuatan 1 tahun sesuai spesifikasi yang diinginkan. Namun Ken Arok tidak dapat menunggu lebih lama. Ia lalu meminta keris tersebut selesai dalam waktu 5 bulan.

Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro yang merupakan seorang tumenggung perawat pusaka di Keraton Solo, dan kini menjabat sebagai Kurator Pusaka di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, menyebutkan ada dua kisah terkait waktu pemesanan Keris Mpu Gandring tersebut.

Ada yang menyebut setelah dalam waktu 5 bulan, Ken Arok mendatangi Mpu Gandring dan meminta keris pesanannya. Ada pula yang menyebut dalam waktu 7 bulan.

Kesamaan dari dua kisah tersebut adalah tenggat waktu yang diminta oleh Mpu Gandring adalah 1 tahun. Ternyata kurang dari 1 tahun, Ken Arok sudah mendatangi Mpu Gandring untuk mengambil keris pesanannya.

“Ken Arok mendatangi Mpu Gandring sebelum 1 tahun dari waktu pemesanan keris. Itu dikarenakan Ken Arok melihat kesempatan untuk menghabisi Tunggul Ametung. Di mana dalam sebuah malam di hari berikutnya, Tunggul Ametung akan menggelar pesta dan seperti pada biasanya saat pesta Tunggul Ametung dalam keadaan tidak berdaya karena mabuk,” terang KRT Ilham kapada detikJatim, Sabtu (9/9/2023).

Tunggul Ametung adalah seorang bupati dari Kadipaten Tumapel. Tempat di mana Ken Arok bekerja sebagai abdi dalem atau pengawal.

Lebih lanjut Ilham mengisahkan, motivasi Ken Arok membunuh Tunggul Ametung karena dibutakan oleh cita-citanya yang ingin menjadi raja. Ia juga telah diramalkan oleh pertapa bernama Lohgawa akan menjadi penguasa kerajaan yang besar.

“Ken Arok ini sudah diramalkan oleh seorang Brahmana bernama Lohgawa, bahwa dia akan menjadi raja besar. Tapi jalannya untuk menjadi raja itu dengan meninggalkan dunia hitam dan menikahi Ken Dedes (digambarkan sebagai seorang perempuan yang diyakini memiliki karomah mampu mengantarkan pasangannya menjadi penguasa). Dari situ dia termotivasi untuk menghabisi Tunggul Ametung dan menjadi penguasa di Tumapel,” tutur Ilham.

Waktu itu, Ken Arok mendapati keris pesanannya belum rampung. Ken Arok memaksa Mpu Gandring menyerahkan keris buatannya tersebut. Namun Mpu Gandring menolaknya.

Setelah melewati perdebatan keras, akhirnya Ken Arok merebut Keris Mpu Gandring dan menghujamkan keris tersebut di dada Mpu Gandring. Sebelum nyawanya melayang, Mpu Gandring mengucapkan sebuah kalimat keramat kepada Ken Arok. ‘Aku mengutuk keris ini akan membunuh tujuh keturunanmu’. Hingga kini, kalimat itu dikenal dengan kutukan Keris Mpu Gandring.

“Setelah menghabisi Mpu Gandring, Ken Arok pun bersiasat menjalankan rencananya dengan memberikan keris tersebut kepada teman sesama abdi di Tumapel, yakni kepada Kebo Ijo,” papar Ilham.

“Karena merasa senang dan bangga, Kebo Ijo pun memamerkan keris tersebut kepada abdi dalem lainnya dengan menyebut keris tersebut sakti dan merupakan keris berpetuah miliknya. Nah karena itulah akhirnya ketika diketemukan saat Tunggul Ametung tewas dengan Keris Mpu Gandring yang menancap di tubuhnya. Maka Kebo Ijo dihukum mati,” tambahnya.

Kisah ini berlanjut hingga merenggut nyawa Ken Arok sendiri, yang dihujam menggunakan Keris Mpu Gandring oleh Ki Pengalasan. Ia merupakan pengawal dari Anusapati, anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes.

Dalam kisahnya, keris ini juga membunuh Ken Dedes sebagai korban terakhir atau ketujuh sebagaimana kutukan dari Mpu Gandring. Ilham mengungkapkan, selanjutnya Keris Mpu Gandring dimusnahkan oleh seorang raja Jawa dengan cara yang tidak dicatatkan dalam babak cerita.

Ada yang menyebut kris tersebut dilarung kelautan. Namun ada pula yang menyebut dilebur di salah satu gunung berapi di pulau Jawa.

Ada yang menyebut gunung tersebut adalah gunung Kelud. Lalu ada pula yang menyebut dikubur di tanah Jawa.

Keris Mpu Gandring Pascaera Ken Arok

Kisah yang legendaris tersebut menjadikan keris tersebut populer di kalangan kolektor pusaka Indonesia. Dalam perkembangannya, popularitas Keris Mpu Gandring menjadi komoditi bagi pembuat keris dari masa ke masa.

Keris Mpu Gandring pun diproduksi ulang oleh mpu-mpu di masa selanjutnya hingga sekarang. Ilham menyebutkan, Keris Mpu Gandring bisa disebut spesial karena material dan proses pembuatannya yang membutuhkan waktu lama.

Dari yang Ilham pelajari, spesifikasi keris Mpu Gandring dibuat dari bahan-bahan berkualitas. Di mana ada 7 unsur material di dalamnya.

Ilham juga meyakini, sang pembuat di masa lalu memiliki permohonan tertentu untuk keris tersebut. Sebagaimana dengan tujuan kegunaannya. Di mana Keris Mpu Gandring dibuat dengan tujuan untuk menjadi pegangan bagi seorang raja besar.

Dari situ, diyakini hingga kini keris-keris yang diproduksi dengan mengikuti model Keris Mpu Gandring, juga memiliki keunggulan tertentu.

“Keris itu adalah ilmu metalorgi. Ilmu yang ada meramu 7 unsur di antaranya ada unsur metalorgi besi, baja, nikel, titanium, klor, pamor dan karbon,” sebut Ilham.

Bethok (gaya) Keris Mpu Gandring yang masih tersimpan rapi di Musium Blambangan BanyuwangiBethok (gaya) Keris Mpu Gandring yang masih tersimpan rapi di Musium Blambangan Banyuwangi/Foto: Eka Rima/detikJatim

“Itu diramu secara khusus karena memang keris ini ditujukan untuk Ken Arok, calon raja. Maka dia membuat keris sebagus mungkin melalui semedi dan tirakat atau laku sembari berdoa kepada Tuhan bahwa sebenarnya doa-doa itu isinya harapan. Sesuai dengan tujuan dibuatnya keris tersebut, doa-doa itu pula yang yoninya masih terbawa pada geris-geris pamor Mpu Gandring ini,” imbuhnya.

Di Banyuwangi, saat ini ada sekitar tujuh keris dengan bethok (gaya) Mpu Gandring. Tiga di antaranya adalah milik Ilham Triadi.

Menurut Ilham, Keris Mpu Gandring miliknya ada dua model. Ada model asli dengan timpaan 75 persen dan model baru yang sudah ditempa hampir 90 persen.

Keris-keris gaya Mpu Gandring saat ini sedang digandrungi. Dua keris miliknya sudah dipesan oleh seorang tokoh yang merupakan kolektor pusaka.

Ilham menambahkan, keris gaya Mpu Gandring ini memiliki keunggulan dari sisi bahan yang mengandung meteorit, sehingga dapat digunakan sebagai Pusaka Tindih. Kandungan meteor dalam Keris Mpu Gandring nomor satu cukup besar. Sehingga material dalam keris ini dapat menyerap energi negatif dari pusaka lainnya.

“Dari mpu-mpu selanjutnya muncul style Keris Mpu Gandring dari bahannya, dari bentuknya disebut Pusaka Tindih. Maksudnya pusaka yang bisa menyerap energi negatif dari pusaka-pusaka lain.

Bethok (gaya) Keris Mpu Gandring yang masih tersimpan rapi di Musium Blambangan BanyuwangiBethok (gaya) Keris Mpu Gandring yang masih tersimpan rapi di Musium Blambangan Banyuwangi/ Foto: Eka Rima/detikJatim

Disebut sebagai Pusaka Tindih karena dari bahannya yang istimewa. Juga karena keris tersebut dimohonkan atau diniatkan untuk menjadi keris yang demikian.

“Jadi ada tiruan keris-kris. Kalau pusaka lama itu memang ada bethok Singosari, bethok Mojopahit akhirnya muncul seperti itu bethok Mpu Gandring,” lanjut Ilham

Bagi pencinta dan kolektor pusaka berkaromah, Keris Mpu Gandring diyakini mampu menjinakkan pusaka-pusaka nakal yang kerap memunculkan gangguan bagi pemiliknya. Atau keris yang memberikan energi negatif bagi siapa saja yang ada di dekatnya.

“Pusaka itu punya energi yang beda-beda. Ada yang bikin pemiliknya menjadi pemarah, energi yang membuatnya ingin melakukan tindak kejahatan, ada yang jadi suka kawin main perempuan. Itu pusaka-pusaka nakal bisa juga membuat suasana rumah menjadi tidak nyaman. Nah Keris Mpu Gandring ini penangkalnya,” kata Ilham.

Folklor ataupun nyata, sejarah mencatat perjalanan Kerajaan Singasari yang pernah menjadi kerajaan besar di Pulau Jawa. Berbagai kisah yang ada di balik kemegahan kejayaan Singasari, menjadi kekayaan budaya bagi Indonesia. Keris Mpu Gandring tetap abadi dalam kisah skandal elite Singasari.

Simak Video “Masyarakat Demak Ramai-ramai Menjamasi Keris di Bulan Suro
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)

source