detik.com
Dengan dikawal penari-penari cilik, belasan siswa taman kanak-kanak melenggak lenggok diatas catwalk dalam balutan aneka desain pakaian batik bercorak wader kesit khas Banyuwangi dalam gelaran Fashion on Pedestrian Banyuwangi Batik Fest 2025 di lorong bambu taman Blambangan Banyuwangi.
Bak peraga busana profesional, anak-anak dengan rentang usia 4-5 tahun itu penuh percaya diri memberikan tampilan terbaiknya untuk mendapatkan posisi terbaik. Salah satunya adalah Jesslyn Kiandra Sunjaya (4), tampil elegan dalam balutan busana batik rancangan desainer Banyuwangi Andi Darmawan.
Desain batik casual berwarna merah muda yang dilengkapi dengan tas jinjing menggunakan corak batik serupa, dengan sepasang sepatu beraksen batik yang sama kian menambah sempurna penampilan Jesslyn. Ia mengaku senang dengan peragaan busana batik yang digelar Pemkab Banyuwangi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Senang dengan fashion, cita-cita jadi dokter tapi pengen jadi model juga,” kata Jesslyn polos.
Putri dari Rylifian Andika Putra, warga Kelurahan Klatak, Banyuwangi yang pernah mendapatkan helm dari pembalap motogp Aleix Espargaro itu memang menggemari fashion show. Hampir 1 tahun ia kerap mengikuti berbagai even fashion dan rata-rata memenangkan juara 2 dalam setiap perlombaan.
“Belum 1 tahun dia ikut ini, dan sering jadi juara paling sering juara 2. Dia memang seneng banget dengan Fashion dan sering peragaan di rumah,” terang Ibu Jesslyn, Bella Dona.
Dalam kesempatan Fashion on Pedestrian Banyuwangi Batik Fest 2025 itu, Jesslyn berhasil meraih juara dua modeling dengan scoor diatas 400 dan juara 3 best designer. Banyuwangi kian memberikan ruang pengembangan potensi yang lebih luas bagi talenta muda di bidang fashion dan desain batik, selain itu, festival tersebut juga menjadi upaya Pemkab Banyuwangi kian menggerakkan ekonomi kreatif.
“Menguatkan kembali potensi ekonomi kreatif kita dan semakin dikenalnya batik Banyuwangi yang memiliki berbagai motif mulai dari gajah pling dll, Sampai wader kesit,” terang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat (17/10/2025).
Lebih lanjut Ipuk menjelaskan, wader kesit adalah motif batik khas Banyuwangi yang menegaskan karakter masyarakat Banyuwangi yang dinamis dan lincah.
“yang melambangkan di mana batik ini menggambarkan karakter masyarakat Banyuwangi lincah, kesit dan susah ditangkap. Ini adalah motif yang menceritakan karakter Banyuwangi,” tambah Ipuk.
Banyuwangi tidak hanya dikenal dengan keindahan destinasi wisata alamnya, berbagai agenda festival daerah juga menjadi daya tarik yang memikat sejumlah wisatawan. 6 orang wisatan dari Prancis tampak terkesima dengan penampilan model-model bertalenta dalam balutan batik khas Banyuwangi itu. Salah satunya Mathew, wisatawan Prancis ini sudah dua kali berkunjung ke Banyuwangi dan tak ada pertunjukan di Banyuwangi yang gak membuatnya kagum.
“Festival batik ini bagus, cantik saya suka sekali. Tidak pernah lihat seperti ini bagus festival Batik,” ungkap Mathew disela sela kegiatannya menikmati seluruh rangkaian acara.
Mathew mengaku dapat menemukan berbagai kegiatan menarik di Banyuwangi melalui katalog dan pemberitaan di media. Ia juga mengajak teman-teman nya di Prancis untuk tidak enggan datang ke Banyuwangi.
“Senang juga disini, bagus semuanya baik. Saya harap lebih banyak orang Prancis datang ke Banyuwangi semuanya bagus,” pungkasnya.
Tahun ini, Fashion on Pedestrian Banyuwangi Batik Fest menghadirkan 3 kategori perlombaan Fashion diantaranya kategori A untuk peserta di tingkat Taman Kanak-Kanak dan PAUD, kategori B untuk tingkat Sekolah Dasar dan kategori C untuk kategori tingkat sekolah pertama dan atas.

(dpe/abq)