Kamis, 13 Februari 2025 – 16:07
TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kasus tari gandrung remix Kediri, cukup menyakiti hati para pegiat seni budaya dan seluruh masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur. Fenomena tersebut langsung direspons oleh jajaran Komisi II DPRD Banyuwangi. Sebagai upaya mencegah kejadian serupa, para wakil rakyat akan segera melakukan penyempurnaan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Adat Istiadat di Banyuwangi.
“Kita menginisiasi Perda perubahan, sebagai upaya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pemeliharaan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelestarian budaya dan adat istiadat Banyuwangi,” ucap Ketua Komisi II DPRD Banyuwangi, Emy Wahyuni Dwi Lestari, Kamis (13/2/2025).
“Saat ini kita sedang melakukan perumusan,” imbuhnya.
Disebutkan, perubahan terhadap Perda Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Adat Istiadat di Banyuwangi, penting dilakukan guna mencegah berulangnya kasus tari gandrung remix Kediri. Termasuk fenomena seni budaya lainnya yang bertentangan dengan norma serta kearifan lokal. Misalnya dalam lirik lagu, gerakan atau perbuatan tertentu.
Selain itu, Komisi II DPRD Banyuwangi, juga akan mendorong aspek kepurbakalaan dan kesejarahan lokal menjadi konsumsi dunia pendidikan serta generasi muda Bumi Blambangan, secara lebih masif. Mengingat sejarah merupakan salah satu tonggak penting dalam membangun rasa nasionalisme, jiwa patriotisme dan bagian penting dari Pendidikan karakter.
“Selain seni budaya, bahasa dan sastra daerah, aspek sejarah lokal masih belum menyentuh secara maksimal dikalangan siswa dan generasi muda di Banyuwangi. Kondisi ini sangat berbahaya, generasi penerus bangsa bisa kehilangan karakter daerah,” ungkap politisi Partai Demokrat Banyuwangi ini.
Apa yang digaungkan Komisi II DPRD Banyuwangi ini patut diacungi jempol. Hal ini bukan hanya penting untuk perlindungan warisan budaya dan adat istiadat Banyuwangi saja. Tapi juga menjadi langkah kongkrit guna mengembalikan kejayaan seni budaya Bumi Blambangan. (*)
| Pewarta | : Syamsul Arifin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |








