Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lepaskan 242 Anak Penyu

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

lepasBANYUWANGI – Sekitar 25 tahun lalu sepanjang garis pantai Banyuwangi, khususnya kawasan Pantai Boom, merupakan tempat favorit penyu bertelur. Sayang, seiring berjalannya waktu, kini fenomena tersebut nyaris tak pernah lagi dijumpai di tepi pantai yang berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Gandrung tersebut. Nah, melalui momentum Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-242 tahun ini, Banyuwangi Sea Turtle Fou n dation (BSTF) berupaya mengembalikan me mori indah tersebut.

Dengan menggandeng sejumlah kalangan, yayasan tersebut menggelar kegiatan melepas ratusan ekor tukik (anak penyu) di kawasan Pantai Boom kemarin sore (22/11). Jumlah penyu yang di lepas disesuaikan peringatan Harjaba, yakni 242 ekor. Pembina BSTF, Wiyanto Haditanojo me ngatakan, sekitar 25 tahun silam banyak penyu yang mendarat dan bertelur di kawasan Pantai Boom. Bahkan, kala itu banyak penyu yang terjaring nelayan. “Tetapi, sekarang sudah nyaris tidak ada. Mumpung belum punah, kami berupaya melestarikan,” ujarnya.

Dikatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan populasi penyu di Banyuwangi, di antaranya ulah manusia yang menangkap penyu atau mengambil telur penyu untuk diperjualbelikan. Faktor lain yang menyebabkan populasi penyu menyusut adalah polusi dan banyaknya bangunan yang didirikan di sekitar garis pantai. “Kami memohon dukungan semua pihak untuk ikut melestarikan penyu,” tuturnya. Untuk mendorong keterlibatan berbagai elemen dalam pelestarian penyu, dalam kegiatan pelepasan 242 ekor tukik kemarin BSTF melibatkan berbagai kalangan, mulai tokoh lintas agama, aparat TNI/Polri, hingga anggota Pramuka.

“Tukik yang dilepas merupakan sumbangan Taman Nasional (TN) Meru Betiri. Sebagian yang lain merupakan hasil penangkaran yang kami lakukan,” cetus pria yang karib disapa Wiwit tersebut. Lebih jauh dikatakan, melalui pelepasan 242 ekor tukik tersebut, diharapkan kawasan Selat Bali menjadi tempat berkembang biak penyu seperti halnya 25 tahun lalu. “Kami akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Jika tahun depan ada penyu yang kembali (ke Pantai Boom) untuk bertelur, telurnya tidak boleh diambil,” pungkasnya. (radar)