Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lewat TMMD ke-125, Kodim 0825 Banyuwangi Dorong RT dan RW Jadi Aktor Pembangunan Desa – TIMES Banyuwangi

lewat-tmmd-ke-125,-kodim-0825-banyuwangi-dorong-rt-dan-rw-jadi-aktor-pembangunan-desa-–-times-banyuwangi
Lewat TMMD ke-125, Kodim 0825 Banyuwangi Dorong RT dan RW Jadi Aktor Pembangunan Desa – TIMES Banyuwangi

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kodim 0825 Banyuwangi terus menunjukkan komitmennya dalam membangun desa. Tak hanya dari sisi infrastruktur fisik, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. 

Lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125, Kodim 0825 Banyuwangi menggandeng Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Banyuwangi untuk menguatkan kelembagaan masyarakat desa, khususnya peran RT dan RW sebagai aktor pemerintahan di tingkat bawah.

Kegiatan dengan tajuk “Dengan Semangat TMMD Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Ketahanan Nasional” ini berlangsung di Balai Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, pada Senin (4/8/2025), dengan menghadirkan Kepala Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Masyarakat Sosial Budaya DPMD Banyuwangi, Siti Mahbulah, S.Sos sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, Siti, sapaan akrab Siti Mahbulah, menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), terutama RT dan RW yang kerap disebut sebagai ujung tombak atau aktor pemerintahan desa.

“Kenapa kami menekankan RT/RW? Karena merekalah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di level terbawah. Mereka punya peran vital dalam menyampaikan program dan menjembatani kebutuhan warga ke pemerintah desa,” kata Siti, Senin (4/8/2025).

Siti mengungkapkan, dari enam kelembagaan LKD yang seharusnya aktif di desa, masih banyak yang belum berjalan optimal, bahkan terkesan “mati suri”. 

Kabid-PKM-Sosbud-DPMD-Banyuwangi-b.jpgSuasana forum penguatan kelembagaan lembaga kemasyarakatan desa TMMD ke-125 Kodim 0825/Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Namun, di Desa Kesilir sendiri, enam lembaga tersebut sudah mulai aktif dan berperan, termasuk 88 RT/RW yang sudah didaftarkan sebagai peserta BPJS dan penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU).

Materi yang disampaikan juga mencakup regulasi penguatan kelembagaan seperti Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 tentang LKD dan Lembaga Adat Desa (LAD), serta Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 35 Tahun 2023 yang mengatur penataan kelembagaan tersebut di tingkat desa.

“Kegiatan ini sangat strategis karena memperkuat kelembagaan adalah bagian dari pembangunan non-fisik yang selama ini kurang mendapat porsi. Padahal, penguatan SDM dan struktur sosial desa sangat penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelas Siti.

Selain itu, Siti juga menyoroti masih adanya tumpang tindih tugas dalam kelembagaan desa, di mana satu orang bisa merangkap beberapa jabatan sekaligus. Menurutnya, hal ini tidak ideal dan bisa menimbulkan ketidakefektifan dalam pelaksanaan program desa.

“Harapan saya setelah kegiatan ini, masyarakat bisa memahami tugas dan fungsinya masing-masing. RT tahu batasannya, kader posyandu tahu perannya. Jangan semua diampu oleh satu-dua orang saja,” tegasnya.

Menutup pemaparannya, Siti mengapresiasi langkah Kodim 0825 yang telah menghadirkan kegiatan non-fisik dalam TMMD, sebagai bentuk sinergi TNI dan pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat.

“Hasil pemberdayaan memang tidak langsung terlihat seperti bangunan fisik, tapi dampaknya akan dirasakan dalam jangka panjang oleh keluarga dan masyarakat. Ini investasi penting untuk masa depan desa,” tuturnya.

Bati Bhakti TNI Kodim 0825/Banyuwangi, Serma Arief Effendi, menyebutkan bahwa kegiatan yang digeber di Kantor Desa Kesilir tersebut melibatkan 143 peserta dari berbagai elemen kelembagaan. 

Selain penguatan kelembagaan, TMMD juga menghadirkan 12 program non-fisik lainnya, seperti pelatihan pengolahan sampah rumah tangga, penyuluhan pertanian, mitigasi bencana, pelayanan kesehatan dan KB, hingga penyuluhan kerukunan antar umat beragama.

“Khusus penyuluhan kerukunan umat beragama, ini penting karena masyarakat Kesilir sangat majemuk secara agama. Kami ingin menjaga harmoni sosial dan semangat toleransi tetap tumbuh kuat,” ungkap Serma Arief.

Sementara itu, Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (Arh) Joko Sukoyo, S.Sos., M.Han., menegaskan bahwa pelaksanaan TMMD ke-125 tidak hanya menjadi sarana percepatan pembangunan desa, tetapi juga wadah untuk mempererat kemanunggalan TNI dengan rakyat.

“Melalui TMMD, kami ingin hadir tidak hanya sebagai pelaksana pembangunan fisik, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam memperkuat struktur sosial masyarakat desa. Penguatan kelembagaan seperti RT dan RW menjadi langkah penting untuk menciptakan tata kelola desa yang partisipatif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Dikatakan Letkol Joko, program-program non-fisik seperti penyuluhan, pelatihan, hingga pelayanan kesehatan merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.

“Kami percaya, pembangunan yang berkelanjutan hanya bisa tercapai jika masyarakatnya kuat, lembaganya aktif, dan kesadarannya tumbuh. TMMD adalah momentum untuk membangkitkan semangat gotong royong itu,” tutup Dandim 0825/Banyuwangi, Letkol (Arh) Joko Sukoyo, S.Sos., M.Han.

Sebagai informasi, program TMMD ke-125 Kodim 0825/Banyuwangi berlangsung sejak 23 Juli hingga 21 Agustus 2025 yang berfokus di Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.

Beragam kegiatan pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama program ini, di antaranya pembangunan jembatan, jalan beton, pembuatan sumur bor, penyediaan sarana air bersih, serta rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

Tak hanya pembangunan fisik, TMMD juga menghadirkan berbagai program pemberdayaan masyarakat, seperti penyuluhan wawasan kebangsaan, sosialisasi bahaya narkoba dan kenakalan remaja, edukasi pertanian, serta pelayanan kesehatan. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad