Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Libur Nataru, Jumlah Penumpang Kapal dari Pelabuhan Ketapang ke Bali Menurun – Tribunjatim.com

libur-nataru,-jumlah-penumpang-kapal-dari-pelabuhan-ketapang-ke-bali-menurun-–-tribunjatim.com
Libur Nataru, Jumlah Penumpang Kapal dari Pelabuhan Ketapang ke Bali Menurun – Tribunjatim.com

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Jumlah penumpang kapal yang menyebrang dari Pelabuhan Ketapang ke Bali pada libur panjang Nataru 2024 menurun apabila dibandingkan tahun sebelumnya.

Penurunan juga terjadi terhadap jumlah penumpang yang menyebrang dari Bali menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Data ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menunjukkan, penumpang tujuan Bali dalam rentang 18-29 Desember berjumlah 320.283 orang.

“Turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 364.162 orang,” kata Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, Selasa (30/12/2024).

Selaras, jumlah kendaraan yang menyeberang juga turun 10 persen dari 86.988 unit menjadi 78.362 unit untuk periode yang sama.

Sementara dari arah sebaliknya dalam rentang yang sama, penumpang yang pergi ke Jawa dari Bali juga menurun dari 329.458 orang menjadi 309.964 orang.

“Terjadi penurunan enam persen dibandingkan tahun lalu,” lanjut dia.

Jumlah kendaraan yang menyebrang juga turun 5 persen dari 85.890 menjadi 81.923 unit.

Yang menarik, penumpang kapal yang meninggalkan Bali justru meningkat mendekati perayaan Tahun Baru 2025.

Data harian pada Minggu (30/12/2024) menunjukkan, 37.975 orang meninggalkan Bali. Jumlah itu naik 12 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sebelumnya, GM ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Yani Andriyanto menduga, penurunan penumpang lintas Bali disebabkan oleh dua faktor. Yakni faktor cuaca dan faktor hari libur yang relatif lebih panjang di banding tahun sebelumnya.

“Analisa kami, faktor cuaca berpengaruh. Wisatawan yang ingin pergi ke Bali mengantisipasi soal cauaca. Apabila cuaca buruk, mereka mungkin merasa tidak nyaman untuk berwisata,” kata Yani.

Analisa itu berdasar pada penurunan jumlah penumpang yang menaiki kendaraan roda empat pribadi. Sementara penumpang yang menaiki angkutan seperti bus dan travel masih relatif tinggi.

“Kemungkinan, pengguna jasa atau calon wisatawan yang hendak pergi ke Bali, yang sudah booking travel jauh hari, mereka tetap berangkat. Tapi dari sisi kendaraan pribadi, memang jumlahnya cenderung turun,” kata Yani.

Hari libur yang relatif lebih panjang di banding tahun lalu juga turut menjadi penyebab. Wisatawan memiliki banyak pilihan hari untuk berangkat ke Bali. Sehingga, tak terjadi penumpukan di satu waktu tertentu seperti tahun sebelumnya.

“Liburnya rentangnya panjang. Jadi wisatawan bisa memilih waktu untuk berangkat,” sambungnya