sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Hari Santri merupakan momentum nasional untuk mengenang perjuangan serta kontribusi para santri terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Penetapan Hari Santri secara resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal, Jakarta, setelah penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015.
Tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional untuk memperingati Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi tersebut menjadi tonggak penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan menegaskan peran besar santri dalam perjuangan bangsa.
Menjelang Hari Santri 2025, berbagai daerah di Indonesia mulai melakukan persiapan acara untuk memeriahkan peringatan nasional ini.
Berikut rangkuman persiapan dari beberapa daerah.
Baca Juga: Musala Baru Dicor Pagi, Asar Langsung Ambruk! Begini Kondisi Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Tertimpa Reruntuhan
Persiapan Hari Santri Nasional 2025 di Kabupaten Sumbawa
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumbawa menggelar rapat persiapan pelaksanaan Hari Santri Nasional 2025 pada Senin (6/10/2025), sebagaimana dilansir dari laman resmi instansi tersebut.
Rapat yang dibuka oleh Plt. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Suryanto, S.Ag., dihadiri oleh pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Sumbawa serta staf bidang pendidikan pesantren.
Dalam arahannya, Suryanto menekankan tiga poin utama, yaitu memperkuat koordinasi antarinstansi dan pesantren, menyusun rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, serta menjadikan semangat Hari Santri sebagai energi moral untuk menebarkan nilai keikhlasan, cinta damai, dan pengabdian kepada bangsa.
Baca Juga: Nama-Nama Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ada Santri 10 Tahun hingga Dewasa
Kabupaten Ponorogo Angkat Konsep Santri Universal
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga telah menyiapkan berbagai agenda peringatan Hari Santri 2025.
Dalam rapat koordinasi di Ruang Bantarangin pada Senin (6/10/2025), Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko atau yang akrab disapa Kang Giri, menyampaikan bahwa Hari Santri bukan hanya milik pesantren semata.
“Kalau Hari Santri hanya milik pesantren, itu sudah ketinggalan zaman,” tegasnya.
Page 2
Ia mengajak seluruh organisasi masyarakat (ormas) dan masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam semangat Santri Universal.
Sebagai simbol kebersamaan, masyarakat Ponorogo dianjurkan mengenakan sarung mulai 13 hingga 22 Oktober 2025.
Puncak acara akan ditandai dengan Apel Akbar Santri di Alun-Alun Ponorogo pada 22 Oktober 2025.
Selain itu, berbagai kegiatan menarik seperti Santri Run Bersarung, Santri Vaganza, Pentas Seni Santri, Halaqah Kebangsaan, Tabligh Akbar, hingga Pameran Manuskrip akan turut memeriahkan perayaan tersebut.
Baca Juga: Detik-Detik Mushala Ponpes Al Khoziny Ambruk Saat Salat Asar, 79 Santri Jadi Korban
Aceh Tengah Siap Gelar Hari Santri Nasional ke-10 Tahun 2025
Dari Aceh Tengah, persiapan Hari Santri Nasional ke-10 juga mulai dilakukan.
Berdasarkan laporan Radio Republik Indonesia (RRI), rapat koordinasi telah dipimpin oleh Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, pada Rabu (8/10/2025).
Rapat tersebut diikuti oleh berbagai instansi pemerintah daerah, Kantor Kementerian Agama, serta perwakilan dayah atau pondok pesantren di wilayah penghasil kopi arabika Gayo tersebut.
Fokus utama pembahasan meliputi penyusunan kegiatan dan teknis pelaksanaan upacara peringatan Hari Santri Nasional 2025. Beberapa kegiatan utama yang telah direncanakan antara lain:
– Lomba kebersihan antar-dayah yang berlangsung dari 15 hingga 20 Oktober 2025.
– Penanaman pohon di Kecamatan Bintang disertai pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat (20/10).
– Dzikir Akbar di Masjid Ruhama’ Takengon pada 21 Oktober 2025 yang akan diikuti oleh para santri dan masyarakat umum.
Penulis: M. Idrus Nur Zamzami | Mahasiswa Magang Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIMSYA Banyuwangi
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Hari Santri merupakan momentum nasional untuk mengenang perjuangan serta kontribusi para santri terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Penetapan Hari Santri secara resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal, Jakarta, setelah penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015.
Tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional untuk memperingati Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi tersebut menjadi tonggak penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan menegaskan peran besar santri dalam perjuangan bangsa.
Menjelang Hari Santri 2025, berbagai daerah di Indonesia mulai melakukan persiapan acara untuk memeriahkan peringatan nasional ini.
Berikut rangkuman persiapan dari beberapa daerah.
Baca Juga: Musala Baru Dicor Pagi, Asar Langsung Ambruk! Begini Kondisi Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Tertimpa Reruntuhan
Persiapan Hari Santri Nasional 2025 di Kabupaten Sumbawa
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumbawa menggelar rapat persiapan pelaksanaan Hari Santri Nasional 2025 pada Senin (6/10/2025), sebagaimana dilansir dari laman resmi instansi tersebut.
Rapat yang dibuka oleh Plt. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Suryanto, S.Ag., dihadiri oleh pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Sumbawa serta staf bidang pendidikan pesantren.
Dalam arahannya, Suryanto menekankan tiga poin utama, yaitu memperkuat koordinasi antarinstansi dan pesantren, menyusun rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, serta menjadikan semangat Hari Santri sebagai energi moral untuk menebarkan nilai keikhlasan, cinta damai, dan pengabdian kepada bangsa.
Baca Juga: Nama-Nama Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ada Santri 10 Tahun hingga Dewasa
Kabupaten Ponorogo Angkat Konsep Santri Universal
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga telah menyiapkan berbagai agenda peringatan Hari Santri 2025.
Dalam rapat koordinasi di Ruang Bantarangin pada Senin (6/10/2025), Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko atau yang akrab disapa Kang Giri, menyampaikan bahwa Hari Santri bukan hanya milik pesantren semata.
“Kalau Hari Santri hanya milik pesantren, itu sudah ketinggalan zaman,” tegasnya.