Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mantan Sekkab Kumpul di Pendapa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

mantanBANYUWANGI – Momen spesial tersaji di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (9/8). Betapa tidak, empat mantan sekretaris kabupaten (sekkab) dan sekkab aktif berkumpul. Bukan itu saja, sejumlah mantan pejabat teras di lingkungan Pemkab Banyuwangi juga tampak hadir dalam agenda bertajuk “Halalbihalal dan Temu Kangen Pensiunan PNS” tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, mantan sekkab yang hadir dalam acara kemarin menjabat pada era kepemimpinan lima bupati terakhir. Ada Dadang Kadarisman, sekkab di era Bupati Purnomo Sidik; Masduki Suud, sekkab pada masa Bupati Samsul Hadi; dan Asmai Hadi, sekkab pada era kepemimpinan Bupati Ratna Ani Lestari.  

Selain pernah menjabat sekkab, Asmai juga pernah menjadi pelaksana tugas Bupati Banyuwangi pada masa transisi antara Bupati Ratna dan Bupati Anas.Tidak hanya itu, mantan sekkab yang menjabat pada awal kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas, yakni Sukandi, juga hadir dalam halalbihalal dan temu kangen kemarin. Penerus Sukandi yang kini masih aktif menjadi sekkab, yakni Slamet Karyono, tampak duduk di deretan kursi terdepan.

Pertemuan berlangsung gayeng dan sesekali diselingi tawa. Sebab, para pejabat itu menceritakan pengalaman lucu ketika aktif menjabat. Tak pelak, suasana di aula Pendapa Sabha Swagata Blambangan pun terasa hangat. Sementara itu, meski kini sudah purna tugas, para mantan sekkab tersebut ternyata masih ingin menyumbangkan pemikiran untuk membangun Banyuwangi. Seperti yang diungkapkan mantan Sekkab Masduki Suud. 

Dalam sambutannya, pria yang kali ini berperan sebagai panitia pelaksana halalbihalal dan temu kangen PNS itu menyampaikan beberapa masukan. Salah satunya, pintu masuk Kota Banyuwangi dari sisi selatan yang berlokasi di wilayah Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat, harus diperbaiki. “Saya lihat taman di sekitar pintu masuk Banyuwangi tersebut sangat bagus, tapi pintu masuknya kurang mendukung,” ujarnya.

Selain itu, Masduki juga menyarankan halaman kantor Pemkab Banyuwangi yang berhadapan dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria diperbaiki. “Ketika melihat RTH di TMP sangat bagus. Namun, ketika memandang ke barat (halaman kantor pemkab), kurang hijau,” kata dia. Tidak hanya menyampaikan usul, Masduki juga menyatakan apresiasi terhadap berbagai kemajuan kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. 

APBD Banyuwangi yang terus meningkat yang saat ini mencapai Rp 2,5 triliun maupun program Banyuwangi Cerdas sehingga anakanak kurang mampu bisa mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah dengan biaya pemerintah, tak luput disanjung Masduki. Pria yang satu itu juga memuji renovasi Pendapa Sabha Swagata Blambangan. “Pendapa saat ini tampak modern, tapi tidak meninggalkan desain aslinya. Ini sangat bagus,” pujinya.

Mantan sekkab Kadarisman menyatakan mengapresiasi segala prestasi yang telah diraih Banyuwangi. “Saya melihat Banyuwangi di berbagai media selalu ada yang baru,” cetus lelaki yang akrab disapa Dadang itu. Sementara itu, Bupati Anas menyampaikan terima kasih atas apresiasi dan ide para senior tersebut. Anas mengatakan, sebelum pendapa direhab, arsitek yang merancang rumah dinas bupati itu melakukan studi selama satu tahun. “Foto-foto lama dipelajari semua, karena saya tidak ingin mengubah cagar budaya sembarangan.  

Karena kalau sembarangan, jejak sejarah kita akan hilang. Karena itu, saya undang arsitek ternama, Adi Purnomo, untuk merenovasi pendapa ini,” cetusnya. Sebelum merenovasi, lanjut Bupati Anas, juga dilakukan konsultasi publik lewat media massa agar rakyat ikut berperan menentukan keputusan apakah pendapa perlu dibongkar semua ataukah tidak. “Hasilnya, setelah melalui itu semua, yang asli-asli tidak ada yang diubah. Empat tiang pendapa dipertahankan. Ini menjadi heritage yang tidak bisa diubah. Sekarang pendapa ini terbuka untuk siapa saja,” terang Bupati Anas. (radar)