RadarBanyuwangi.id – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Banyuwangi meminta masyarakat untuk mulai mewaspadai potensi bencana alam, Selasa (1/10). Pasalnya, di beberapa daerah di kota berjuluk Sunrise of Java ini sudah turun hujan disertai angin kencang.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Agung Dwi Nugroho mengungkapkan, Banyuwangi saat ini memasuki masa peralihan dari kemarau menuju penghujan alias pancaroba. “Kabupaten tetangga seperti Jember dan Lumajang sudah musim hujan, sedangkan Banyuwangi sekarang pancaroba,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Agung menyebut potensi bencana di musim pancaroba ini justru lebih tinggi. Tidak jarang intensitas hujan yang turun justru lebih tinggi. “Ketika pancaroba, yang perlu diwaspadai hujan dan angin kencang,” terangnya.
Agung juga mengungkapkan, selain disertai angin kencang, tak jarang samberan petir juga muncul ketika hujan turun di tengah musim pancaroba. Ini menambah potensi bencana alam jauh lebih tinggi. “Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, ketika berkendara dalam kondisi hujan lebih baik berteduh dulu,” katanya.
Baca Juga: Pemotor Terpeleset dan Masuk Kolong Bus di Jalan Raya Dusun Petahunan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran
Menurut Agung, saat ini daerah-daerah seperti wilayah Kecamatan Songgon dan Licin menjadi daerah yang paling rawan terjadi hujan lebat dan angin kencang. “Di wilayah tersebut, kami lihat intensitas hujan lebih tinggi,” paparnya.
Terbukti dengan kejadian angin puting beliung yang menerjang wilayah Desa Balak dan Sragi, Kecamatan Songgon pada Selasa (24/9) lalu. “Untuk wilayah Songgon memang sudah mulai sering hujan, tapi nanti puncaknya akhir Oktober dan November. Ini untuk semua wilayah di Banyuwangi,” katanya.
Sementara itu, persiapan menyambut musim hujan juga mulai dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi. BPBD kini tengah melakukan pengumpulan data perihal potensi bencana di Banyuwangi. “Sejak sebulan lalu kita sudah pul data (pengumpulan data),” kata Kalaksa BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto.
Pengumpulan data itu, menurut Danang meliputi pengecekan sungai-sungai, hingga pendataan kerusakan hutan akibat aktivitas penebangan pohon. “Potensi akibat kerusakan hutan di hulu juga kita lihat, ini sudah kami catat sebelum proses mitigasi,” ujarnya.
Danang menyebut potensi bencana paling besar ketika musim hujan di Banyuwangi tiba wilayah Banyuwangi Kota. “Sungai Kalilo ini kita waspadai. Di kota setiap tahunnya air selalu naik, makanya ini akan kita siapkan mitigasinya,” pungkas Danang.(sas/abi)