Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mengejutkan, Begini Proses Burung Kuntul Bertumbuh Sejak Menetas

mengejutkan,-begini-proses-burung-kuntul-bertumbuh-sejak-menetas
Mengejutkan, Begini Proses Burung Kuntul Bertumbuh Sejak Menetas

RadarBanyuwangi.id – Burung kuntul (famili Ardeidae) bukan hanya dikenal karena keanggunannya saat terbang melintasi lahan basah atau pesisir, tetapi juga karena siklus hidupnya yang penuh ketelitian dan peran penting dari kedua induk dalam membesarkan anak.

Tahapan perkembangan burung kuntul, mulai dari ritual perkawinan hingga kemandirian, merupakan bagian integral dari kelangsungan spesies ini di alam liar.

Baca Juga: Gold Laner TLID Bikin Geger, 4 Kill Sekaligus Hancurkan Harapan EVOS Legends

Musim kawin burung kuntul umumnya dimulai pada pertengahan April dan menjadi fase krusial dalam siklus hidup mereka.

Burung jantan akan melakukan serangkaian ritual khas seperti “sky-pointing”, yakni mengangkat kepala ke langit dan mengepakkan sayap sebagai bentuk atraksi.

Terbang melingkar dan saling memamerkan bulu hias juga menjadi bagian dari proses penjodohan.

Pasangan yang berhasil terbentuk biasanya membina ikatan monogami sementara sepanjang musim kawin, sebelum melanjutkan proses ke pembangunan sarang dan bertelur.

Baca Juga: Mau Tahu Bedanya Theravada, Mahayana, dan Vajrayana? Ini Penjelasan Lengkapnya

Pembangunan Sarang yang Strategis

Setelah pasangan terbentuk, keduanya bekerja sama membangun sarang datar (platform) dari ranting-ranting sepanjang 30-40 cm.

Lokasi sarang dipilih secara strategis, umumnya pada tajuk pohon mangrove atau pepohonan rawa dengan ketinggian antara 5-10 meter dari permukaan tanah atau air.

Tujuan pemilihan lokasi ini adalah untuk menghindari gangguan predator darat dan banjir pasang, serta untuk tetap dekat dengan sumber makanan seperti ikan kecil dan serangga.

Baca Juga: Peringati Hari Raya Waisak 12 Mei 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha

Pengeraman dan Penetasan

Betina akan mulai bertelur 3-4 butir, biasanya satu telur setiap hari pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 WIB.

Telur berwarna hijau muda ini kemudian dierami secara bergantian oleh kedua induk selama 23-24 hari, dengan menjaga suhu stabil sekitar 37 derajat Celcius.


Page 2

Proses penetasan berlangsung asinkron, yang berarti anak pertama akan menetas lebih dahulu daripada saudara-saudaranya.

Hal ini memberikan keuntungan kompetitif bagi anak tertua dalam hal akses makanan dan kekuatan fisik.

Baca Juga: Fang Shen: Tradisi Mulia Pelepasan Satwa untuk Membawa Berkah, Umur Panjang, dan Pelestarian Alam

Perawatan Intensif Anak

Anak kuntul yang baru menetas tertutup bulu halus berwarna putih dan sepenuhnya bergantung pada induknya untuk makanan serta perlindungan.

Selama dua hingga tiga minggu pertama, mereka tetap berada di dalam sarang dan diberi makan melalui regurgitasi oleh induk.

Seiring pertambahan usia, anak-anak ini mulai menumbuhkan bulu penerbangan dan belajar mengepakkan sayap di sarang, sebagai latihan untuk tahapan berikutnya yaitu terbang.

Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Waisak, Dari Pelepasan Lampion hingga Meditasi Massal

Fledging, Langkah Awal Menuju Kemandirian

Tahapan fledging atau keluar dari sarang dan mencoba terbang terjadi pada usia sekitar 30-35 hari pasca menetas untuk spesies kuntul kecil, dan 21-25 hari untuk spesies kuntul besar.

Meskipun sudah bisa terbang, anak-anak burung ini belum sepenuhnya mandiri. Mereka masih kembali ke sarang untuk menerima makanan dari induk hingga usia sekitar enam minggu, barulah mereka benar-benar mampu bertahan hidup sendiri di alam.

Siklus hidup burung kuntul merupakan rangkaian proses biologis yang kompleks namun luar biasa terstruktur, mulai dari penjodohan, pengeraman, hingga pertumbuhan dan kemandirian anak.

Peran kedua induk sangat dominan dalam memastikan kelangsungan hidup keturunannya, sekaligus menegaskan pentingnya habitat alami yang aman dan stabil bagi kelangsungan spesies ini.

Pelestarian kuntul tidak hanya menyelamatkan satu jenis burung, melainkan juga menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. (*)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Burung kuntul (famili Ardeidae) bukan hanya dikenal karena keanggunannya saat terbang melintasi lahan basah atau pesisir, tetapi juga karena siklus hidupnya yang penuh ketelitian dan peran penting dari kedua induk dalam membesarkan anak.

Tahapan perkembangan burung kuntul, mulai dari ritual perkawinan hingga kemandirian, merupakan bagian integral dari kelangsungan spesies ini di alam liar.

Baca Juga: Gold Laner TLID Bikin Geger, 4 Kill Sekaligus Hancurkan Harapan EVOS Legends

Musim kawin burung kuntul umumnya dimulai pada pertengahan April dan menjadi fase krusial dalam siklus hidup mereka.

Burung jantan akan melakukan serangkaian ritual khas seperti “sky-pointing”, yakni mengangkat kepala ke langit dan mengepakkan sayap sebagai bentuk atraksi.

Terbang melingkar dan saling memamerkan bulu hias juga menjadi bagian dari proses penjodohan.

Pasangan yang berhasil terbentuk biasanya membina ikatan monogami sementara sepanjang musim kawin, sebelum melanjutkan proses ke pembangunan sarang dan bertelur.

Baca Juga: Mau Tahu Bedanya Theravada, Mahayana, dan Vajrayana? Ini Penjelasan Lengkapnya

Pembangunan Sarang yang Strategis

Setelah pasangan terbentuk, keduanya bekerja sama membangun sarang datar (platform) dari ranting-ranting sepanjang 30-40 cm.

Lokasi sarang dipilih secara strategis, umumnya pada tajuk pohon mangrove atau pepohonan rawa dengan ketinggian antara 5-10 meter dari permukaan tanah atau air.

Tujuan pemilihan lokasi ini adalah untuk menghindari gangguan predator darat dan banjir pasang, serta untuk tetap dekat dengan sumber makanan seperti ikan kecil dan serangga.

Baca Juga: Peringati Hari Raya Waisak 12 Mei 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha

Pengeraman dan Penetasan

Betina akan mulai bertelur 3-4 butir, biasanya satu telur setiap hari pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 WIB.

Telur berwarna hijau muda ini kemudian dierami secara bergantian oleh kedua induk selama 23-24 hari, dengan menjaga suhu stabil sekitar 37 derajat Celcius.