Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menjelang Liburan Natal dan Tahun Baru Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Kelimpungan

menjelang-liburan-natal-dan-tahun-baru-harga-kedelai-naik,-perajin-tahu-kelimpungan
Menjelang Liburan Natal dan Tahun Baru Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Kelimpungan
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GAMBIRAN, Jawa Pos Radar Genteng – Hampir mendekati liburan Natal dan tahun baru, harga kedelai selalu meningkat. Ini membuat para perajin tahu kelimpungan, karena mengurangi pendapatannya.

Untuk mengatasi kerugian, perajin tahu memilih memperkecil ukuran tahu. Itu seperti yang dilakukan M Khoiri, 40, warga Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran. “Harga kedelai yang naik ini masih baru, pekan lalu masih Rp 13 ribu per kilogram, sekarang jadi Rp 14 ribu per kilogram,” ungkapnya Minggu (10/12).

Menurut Khoiri, upaya mengecilkan ukuran tahu itu dipilih lantaran tak bisa menaikkan harga jualnya di pasar. “Semua perajin tahu mengecilkan ukuran, agar bisa bertahan. Kalau dinaikkan harganya, malah tidak ada yang beli,” cetusnya.

Perajin tahu lainnya, M Yusuf, 25, asal Dusun Dambuntung, Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo mengatakan sedikit mengurangi ukuran tahunya. “Besarnya dikurangi sedikit, antara setengah hingga satu sentimeter,” ujarnya.

Dalam sehari, Yusuf mengaku membutuhkan kedelai untuk dibuat tahu sebanyak 70 hingga 80 kilogram. “Saya pakai kedelai lokal, sekarang sekali produksi membutuhkan butuh biaya Rp 800 ribu,” terangnya.

Baca Juga: Untuk Menjaga Keamanan Pada Liburan Nataru, Owner Home Stay di Pesanggaran Harus Lakukan Ini

Sementara itu, pemerintah telah menugaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk mengatasi permasalahan tersebut. “Bulog berperan memberikan bantuan subsidi harga kedelai, sehingga perajin tahu dan tempe dapat memperoleh bahan baku produksi dengan harga yang lebih terjangkau,” ujar Pimpinan Bulog Cabang Banyuwangi, Harisun.

Menurut Harisun, para perajin tahu dan tempe bisa memanfaatkan subsidi harga kedelai. “Kami siap memberikan subsidi harga sebesar Rp 1.000 per kilogram yang diperuntukkan bagi para perajin,” ujarnya.

Harisun menyebut, Bulog berperan sebagai perantara, yaitu dengan membeli kedelai dari produsen sesuai harga pasar. “Kedelai itu akan dijual ke perajin yang membutuhkan dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu selisih Rp 1.000 dari harga pasar,” terangnya.

Perajin yang tergabung dalam paguyuban atau organisasi, dapat mengajukan subsidi kedelai ke Bulog. Tapi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perajin, salah satunya adanya legalitas formal. “Apabila belum dapat memenuhi persyaratan legalitas, harus ada surat rekomendasi dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskop-UMP) sambil mengurus legalitas tersebut,” kata Harisun.(gas/abi)

Sumber: Jawa Pos Radar Genteng