Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Muhamad Taufik, The Best Indonesian Rider BTDI 2013

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

muhammadUsung Spirit Ganda, Kado Spesial untuk Calon Anak Muhamad Taufik tampil moncer dalam ajang balap sepeda Banyuwangi Tour de Ijen (BTdI) 2013. Dia menyabet gelar the best Indonesian rider dalam even yang digeber 2 hingga 5 November lalu itu.

PEMBALAP asal Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, itu mulai diperhitungkan di kancah nasional dan internasional. Itu menyusul catatan manis yang di rengkuhnya pada ajang BTdI. Bayangkan, pria yang memperkuat tim Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) itu tetap bisa bersaing de ngan pembalap ke las dunia dari luar negeri. Bahkan, di skala nasional, pria kelahiran Banyuwangi 11 April 1987 itu tampil yahud dengan menyapu bersih penghargaan sebagai pembalap terbaik Indonesia.

Mu lai etape pertama hingga etape keempat (terakhir), dia berhasil mem per tahankan posisi the best Indonesian rider. Peluang m e nambah pundi-pundi medali di ajang serupa masih terbuka lebar. Apalagi, pria yang hanya bekerja sebagai tenaga ha rian lepas (THL) di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi itu masih berusia 26 tahun  Tidak menutup kemungkinan, dengan kerja keras, Taufi k akan menjadi rider yang benar-benar mendunia.

Sebenarnya, suami Arlisa itu tidak begitu saja menggeluti dunia olahraga balap sepeda. Sebelum bergabung dengan BRCC, dia sudah bergabung dengan tim di Jogjakarta. Nah, setahun lalu dia memutuskan bergabung dengan tim BRCC yang dibentuk Gutur Priambodo. Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Cabang Banyuwangi itu memang sudah lama mencium potensi yang dimiliki pemuda asli Desa Mangir itu.

Bagi Taufi k, prestasi gemilang yang ditorehkan pada ajang berkelas internasional itu dipersembahkan untuk Banyuwangi. Se bab, dia bangga menjadi warga Ba nyuwangi. Ketika diminta bergabung dengan BRCC, dia langsung menyanggupi tanpa pikir panjang. Pada BTdI edisi pertama tahun 2012 lalu, dia masih belum bisa unjuk gigi. Namun, pada BTdI edisi kedua kali ini, dia memborong red and white jersey di semua etape. Taufi k mengaku bangga bisa mewujudkan harapan publik Bumi Blambangan.

Apalagi, tim yang diperkuat dia masuk jajaran tiga besar dalam team general classifi cation by time dengan catatan waktu total 48 jam, 57 menit, 17 detik (selama empat etape). Ya, Taufik menorehkan sejarah manis bagi Banyuwangi. Sebab, selama ini tidak per nah ada rider lokal yang berhasil unjuk gigi dalam berbagai ajang balap sepeda internasional. Taufik mengaku puas setelah dinobatkan sebagai pembalap terbaik Indonesia. “Alhamdulillah, saya bersyukur bisa mewujudkan target tim BRCC,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

Dia menceritakan, sang founder BRCC, Guntur Priambodo, merupakan orang yang memberikan motivasi lebih menjelang pelaksanaan BTdI. Dengan ekspektasi tinggi, Taufik bersama rekan-rekan setimnya, yakni Warseno, Tonton Susanto, Kurniawan, dan Eko Setiawan, tampil baik mulai awal hingga akhir lomba. ‘’Saya dan teman-teman mendapatkan dorongan dari Pak Guntur. Saya dan teman-teman pasti bisa berhasil,” katanya.

Taufi k juga mengaku menyimpan ambisi tersendiri. Dorongan kuat itu datang dari istrinya yang kini sedang hamil tiga bulan. “Saya ingin memberikan kado untuk istri dan calon anak saya,” tuturnya. Keinginan kuat itu akhirnya membuahkan hasil. Dia mengaku, hadiah dari ajang BTDI tersebut akan diberikan kepada sang anak setelah lahir kelak. “Sebagai kado calon anak saya, ketika nanti saya menjadi bapak,” terangnya. (radar)