BANYUWANGI – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 9 Jember mencatat sejumlah potensi bencana alam di sepanjang rel KAI. Potensi bencana itu ada di sepanjang rel KA mulai dari Banyuwangi hingga Pasuruan.
Untuk Banyuwangi, potensi bencana alam di sepanjang rel KAI ada di Kecamatan Kalibaru. Sedangkan daerah rawan tanah labil atau longsor berada di sepanjang stasiun Jember, Tanggul, Probolinggo, dan Stasiun Kalibaru Banyuwangi,” ujar Humas PT KAI Daop 9 Jember Luqman Arif.
Untuk mengantisipasi potensi bencana itu, PT KAI menyiagakan alat material khusus (Amus). Penyiagaan Amus tersebut bertujuan mengantisipasi jalur rel kereta yang rawan longsor dan banjir.
“Amus itu telah ditempatkan di 18 titik rawan longsor dan banjir yang tersebar dari Pasuruan hingga Banyuwangi. Amus yang disiapkan di antaranya batu kerikil, bantalan pasir, dan besi penyangga rel. Semua bahan tersebut digunakan untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir, tanah labil, longsor, dan gangguan lainnya.
Sepanjang wilayah Daop 9 Jember terdapat sejumlah daerah rawan bencana. Diantaranya jalur rawan banjir berada di sepanjang stasiun Pasuruan, Probolinggo, Rogojampi, hingga stasiun Argopuro Banyuwangi.
Selain menyiagakan Amus, PT KAI Daop 9 Jember juga menyiagakan petugas pengontrol jalur kereta selama 24 jam. Petugas ini setiap saat terus mengecek kondisi lintasan kereta api.
PT KAI Daop 9 Jember, juga berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api dan pengendara kendaraan bermotor di berbagai perlintasan resmi maupun liar.
“Khusus pada perlintasan liar, PT KAI Daop 9 Jember akan menugaskan 78 petugas penjaga perlintasan ekstra yang akan menjaga 39 perlintasan liar,” tandas Luqman. (radar)