Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Musim Pancaroba, Banyuwangi dalam Bayang-Bayang DBD dan ISPA – TIMES Banyuwangi

musim-pancaroba,-banyuwangi-dalam-bayang-bayang-dbd-dan-ispa-–-times-banyuwangi
Musim Pancaroba, Banyuwangi dalam Bayang-Bayang DBD dan ISPA – TIMES Banyuwangi

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini tengah memasuki masa peralihan musim atau musim pancaroba. Perubahan cuaca ekstrem dari kering ke basah, yang ditandai dengan hujan diselingi panas, menimbulkan risiko peningkatan kasus penyakit berbasis lingkungan dan infeksi, terutama Demam Berdarah Dengue (DBD) dan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Dalam kondisi tersebut, masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan ekstra terhadap dua penyakit utama musiman tersebut. Kondisi pancaroba dinilai menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan vektor penyakit.

“Dari pengamatan kami selama ini, pada musim peralihan, DBD dan ISPA menjadi masalah utama kesehatan yang berpotensi naik dan perlu kewaspadaan,” Kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat, Selasa (11/11/2025).

Pancaroba, masih kata Amir, merupakan masa perkembangan atau Breeding sempurna bagi nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit DBD. Disitulah perlu kewaspadaan dan penanganan dalam mengurangi populasi nyamuk tersebut.

“Hujan terus panas kemudian hujan lagi, nah itu sangat memungkinkan suhu menjadi hangat dan cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan nyamuk,” ucapnya.

Dalam upaya mencegah penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti. Masyarakat bisa menerapkan PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara 3M yakni menguras bak penampungan air secara rutin setiap minggu sekali, kemudian menutup tempat penampungan air yang tidak berhubungan dengan tanah, dan yang terakhir yaitu membersihkan tempat yang bisa menimbulkan genangan air seperti kaleng bekas, botol bekas dan sebagainya.

“Perlu kehati-hatian apabila ada orang yang terserang nyamuk Aedes Aegerpty, karena bisa menularkan serangan hingga radius 100 meter di lingkungan,” jelas Amir.

ISPA juga menjadi momok yang bakal menghantui masyarakat Banyuwangi saat awal musim penghujan dan akhir musim kemarau. Penyakit yang menyerang sistem pernafasan itu sendiri, diterangkan oleh Amir, terjadi akibat imunitas tubuh menurun karena efek pergantian cuaca dengan suhu yang berubah-ubah secara signifikan.

“Karena tubuh beradaptasi dengan suhu secara ekstrim, memungkinkan tubuh rentan dengan serangan virus maupun bakteri,” katanya.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap ISPA yang rentan menyerang selama masa peralihan musim ini. Kunci pencegahannya adalah dengan menjaga daya tahan dan stamina tubuh. Caranya, masyarakat disarankan rajin olahraga mengonsumsi air mineral, vitamin, atau madu secara rutin.

“Lakukan olahraga ringan rutin tiap hari, minum air mineral sesuai dengan ketentuan, konsumsi vitamin juga,” kata Amir berpesan. (*)

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Ferry Agusta Satrio