Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Ngaben di Dekat Pulau Santen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ngabenBANYUWANGI – Dunia pendidikan di Banyuwangi tengah berduka. I Made Rempet, salah satu tokoh sekaligus saksi perkembangan pendidikan di Bumi Blambangan, tutup usia Senin pekan lalu (7/10). Mantan kepala SMAN Banyuwangi (kini SMAN 1 Glagah) sekaligus kepala Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) yang menjadi cikal-bakal SMAN 1 Giri itu meninggal dunia pada usia 83 tahun.

 Kemarin (14/10) atau tepat sepekan setelah Made Rem pet meninggal dunia di laksanakan upacara ngaben. Pengabenan yang digelar di kawasan pemakaman Hindu di dekat kawasan Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, itu dihadiri ratusan umat Hindu di Banyuwangi. Tidak ketinggalan, kalangan guru dan siswa juga hadir dalam prosesi ngaben tersebut. Banyaknya umat Hindu yang datang ke lokasi pengabenan bisa dimaklumi.

Sebab, Rempet berperan besar di dunia pen didikan Banyuwangi, Rempet juga dikenal sebagai salah satu sesepuh warga Hindu di Bumi Blambangan. Semasa hidup, Rempet pernah menjabat pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi. Rempet juga di nilai sangat berperan dalam upaya peningkatan kualitas spiritual dan sumber daya manusia (SDM) umat Hin du Banyuwangi. “Almarhum (Rempet) dikenal sebagai sesepuh umat Hindu Banyuwangi.

Sebagai ungkapan rasa terima kasih, banyak warga Hindu dari wilayah Banyuwangi Selatan yang hadir ke lokasi pengabenan,” ujar Wakil Ketua 1 PHDI Banyuwangi, I Wayan Mertha. Wayan mengatakan, rangkaian ngaben dilakukan sejak Minggu malam (13/10). Pertama-tama, jenazah dimandikan. Usai dimandikan, malam itu juga digelar upacara di rumah duka. Pagi harinya, ngaben di laksanakan. Dikatakan, inti ngaben adalah mempercepat proses pengembalian manusia ke zat-zat alam yang terdiri atas lima unsur, yakni tanah, air, api, angin, dan sinar.

Setelah ngaben, dilakukan upacara nganyut di laut Pulau Santen. “Nganyut bertujuan mengembalikan zat-zat alam kelaut,” kata dia. Sementara itu, Kepala SMAN 1 Giri, Mujiono, yang datang ke lokasi ngaben mengatakan, Rempet merupakan salah satu tokoh pendidikan di Banyuwangi. “Semasa hidup, beliau (Rempet) sudah mengabdi di dunia pendidikan Banyu wangi sejak tahun 1960-an. Selain pernah menjadi guru, beliau juga menjabat kepala sekolah. Bahkan, beliau pernah di percaya menjadi pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Jatim,” tuturnya. (radar)