
BANYUWANGIHITS.ID – Proses Penjaringan Kepala Dusun Krajan I di Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, menuai polemik. Sejumlah warga meluapkan kekecewaannya dengan menggelar aksi protes di depan Kantor Desa Tegalsari, menuntut transparansi dan keadilan dalam seleksi calon kepala dusun.
Aksi ini dipicu oleh hasil seleksi yang menetapkan Asarudin sebagai peraih nilai tertinggi, mengungguli kandidat lainnya, Ali Efendi. Masyarakat yang merasa proses tidak berjalan secara jujur dan terbuka, mencurigai adanya kebocoran soal ujian.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Tegalsari, Boniran, memfasilitasi mediasi antara warga, panitia seleksi, serta kedua calon. Dalam pertemuan tersebut, Boniran menegaskan bahwa pemerintah desa tidak terlibat dalam teknis seleksi.
“Peran kami hanya sampai pada pembentukan panitia penjaringan. Soal teknis seleksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab panitia,” jelas Boniran pada Rabu (21/5/2025).
Ia juga membantah tudingan adanya kecurangan dalam proses seleksi. “Tudingan bahwa soal bocor itu tidak berdasar. Panitia telah bekerja sesuai prosedur dan seleksi berlangsung tertib,” tegasnya.
Lebih lanjut, Boniran menyampaikan bahwa hasil seleksi belum final karena belum diserahkan ke pihak Kecamatan.
“Kami masih menunggu rekomendasi dari Camat Tegalsari. Saat ini, masih dalam pembahasan internal di desa,” tambahnya.
Sementara itu, Ali Efendi, salah satu calon yang ikut seleksi, menyampaikan ketidakpuasannya terhadap hasil yang diumumkan. Meski ia tidak menuntut seleksi ulang, Ali meminta agar panitia mendiskualifikasi lawannya karena dugaan pelanggaran.
“Yang kami tuntut adalah keadilan. Bila ada indikasi kecurangan, maka panitia harus bertindak tegas dan netral,” ujar Ali.
Ia juga menyayangkan mediasi yang dilakukan tidak menghasilkan keputusan. “Tidak ada titik temu. Harusnya keadilan ditegakkan, bukan diabaikan,” katanya.