Surabaya, Jurnalnews.com – Novel berbahasa Using karya sastrawan Banyuwangi, Kang Ujik, Ontrang-Ontrang Langit Payaman, mendapat Anugerah Sutasoma untuk kategori Karua Sastra Daerah dari Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT). Bertempat di Gedung Tjut Nya’ Dien, BBJT Surabaya, Anugerah Sutasoma ke 17 digelar sebagai apresiasi BBJT kepada orang-orang Jawa Timur yang nenghasilkan karya dan mendedikasikan dirinya di dunia sastra.
Hadiah ini terhitung yang kedua untuk sastra berbahasa Using. Sebelumnya, novel Agul-Agul Belambangan karya Moh. Syaiful (penerbit SKB) mendapat hadiyah Rancage 2017.
Terdapat tujuh kategori anugerah yang namanya diambil dari karya tulisan pujangga jaman Majapahit Empu Tantular yaitu Sutasoma yang di dalamnya terdapat kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Hadir di acara tersebut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum., dan pejabat lain dari lembaga mitra BBJT.
Kepala BBJT mengatakan lembaganya merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk wilayah Jawa Timur. Setiap tahun BBJT menganugerahkan penghargaan untuk para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur hang mengabdikan dirinya untuk perkembangan sastra.
Acara dihadiri 150 orang antara kain sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, komunitas sastra, dan guru ring Jawa Timur serta menampilkan dua kelompok penampil pertunjukan sastra.
Berikut daftar penerima Anugerah Sutasoma tahun 2025:
- Kategori sastrawan: Sunarko Budiman (sastrawan dari Kabupaten Tulungagung, wis berkarya lebih dari 46 taun)
- Kategori karya sastra Indonesia: kumpulan puisi Anjing-Anjing Lepas Amarah (penerbit Edisi Mori, Malang, 2025) karya Yohan Fikri (pengarang dari Malang).
- Kategori karya sastra daerah: novel Ontrang-Ontrang Langit Payaman (Dispusip dan Sengker Kuwung Belambangan, Banyuwangi, Juli 2025) karya Kang Ujik (Abdullah Fauzi), sastrawan daerah dari Banyuwangi.
- Kategori komunitas sastra: Komunitas Kampoeng Jerami (Moncek Tengah, kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep).
- Buku esai/kritik sastra: Puitika Kematian dalam Puisi Indra Tjahyadi (penerbit Pelangi Sastra, Malang, 2025) karya Nanda Alifya Rahmah (Surabaya).
- Kategori guru bahasa dan sastra Indonesia: Suwarsono (SMPN 1 Puri, Kabupaten Mojokerto).
- Kategori guru bahasa dan sastra daerah: Supriyoko (SMPN 1 Parang, Kabupaten Magetan. Acara Anugerah Sutasoma juga menampilkan pertunjukan sastra lisan kentrung modheren oleh Sanggar Seni Gedhang Godhog dari Kabupaten Tulungagung. Sanggar Seni Gedang Godhog ini pernah menjadi Juara 1 Festival Teater Bahasa Jawa tahun 2024.
- Pembacaan puisi etnik: Imam Riadi dari Blitar, Lukman Hakim AG dari Sumenep, Abdullah Fauzi dari Banyuwangi. Juga musikalisasi puisi dari Komunitas Kampoeng Jerami.
Dewan juri Anugerah Sutasoma 2025 terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan. Yaitu Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. Darni, M.Hum. (Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan lan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (kritikus sastra, dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (sastrawan dan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional).