ngopibareng.id
Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya tetap dilanjutkan selama 7 hari ke depan. Namun pelaksanaannya dilakukan dengan kekuatan kewilayahan. Operasi SAR dengan kekuatan kewilayahan ini terdiri dari Basarnas Surabaya, Pos SAR Banyuwangi, TNI AL dengan Lanal Banyuwangi, Polres Banyuwangi, BMKG, Tim DVI, dan Tim SAR Gabungan lainnya di Banyuwangi. Seluruh komponen SAR yang terlibat nantinya masih tetap di bawah kendali SMC (Search Mission Coordinator).
Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R. Eko Suyatno selaku SMC mengatakan, penemuan lokasi KMP Tunu Pratama Jaya diperkuat dengan hasil tangkapan kamera bawah laut milik Ditpolairud Polda Jatim pada Minggu, 13 Juli 2025 pukul 03.33 WIB. Hasil ini memperjelas temuan bangkai Kapal Tunu Pratama Jaya yang sebelumnya sudah terlihat dari kamera bawah air TNI AL.
“Hal inilah yang dijadikan bahan acuan untuk perpanjangan operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya,” jelasnya dalam rilis resmi yang diterima ngopibareng.id, Selasa, 15 Juli 2025.
Pendokumentasian dari Kapal Masalembo dengan menggunakan ROV milik KNKT juga sudah dilakukan, namun upaya ini mengalami kendala. Pada kedalaman 19,2 m ROV mengalami blackout yang disebabkan oleh arus bawah laut yang sangat deras.
Baca Juga
Unsur SAR yang melakukan pencarian ini mulai disusuaikan dengan kebutuhan. Jumlah personil SAR Gabungan yang semula sekitar 1.062 orang dikurangi menjadi 582 orang. Beberapa alut laut masih akan tetap melakukan penyisiran di perairan selat Bali dan helikopter Polri akan tetap disiagakan nantinya.
Sebelumnya, dalam operasi hari ke-13 ini, tim unsur SAR gabungan terus dikerahkan secara optimal. Penyisiran oleh SRU Darat maupun SRU Laut dilakukan di sekitar wilayah pesisir Ketapang dan Gilimanuk.
Hingga hari ini, jumlah korban yang telah ditemukan oleh tim SAR gabungan adalah 48 orang dengan rincian 30 orang ditemukan selamat dan 18 orang ditemukan meninggal dunia.
“Dari 18 orang yang meninggal dunia tersebut masih ada 3 orang masih dalam identifikasi oleh tim DVI” jelas Eko Suyatno.
Like
