Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pas Harga Buah Naga Lagi Bagus, Petani di Banyuwangi Hanya Melongo Tak Punya Panen

pas-harga-buah-naga-lagi-bagus,-petani-di-banyuwangi-hanya-melongo-tak-punya-panen
Pas Harga Buah Naga Lagi Bagus, Petani di Banyuwangi Hanya Melongo Tak Punya Panen

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Harga buah naga di Banyuwangi belakangan ini membuat para petani tersenyum lega. Pasalnya, harga di tingkat petani dalam sebulan terakhir stabil di kisaran Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram.

Angka ini jauh lebih tinggi dibanding harga normal yang biasanya hanya Rp 8 ribu per kilogram.

Kondisi ini terjadi karena masa panen petani tidak serentak, sehingga pasokan buah naga di pasar relatif terbatas.

Saat pasokan tidak melimpah, harga pun bisa terjaga stabil. “Sekarang harga buah naga sedang bagus, Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogramnya,” kata Irfan Efendi, 36, petani buah naga asal Dusun Kedungringin, Desa Tempurejo, Kecamatan Bangorejo.

Menurut Irfan, harga buah naga juga dipengaruhi kualitas panen. Jika hasil panen dicampur antara buah yang matang dan yang masih mentah, harga hanya sekitar Rp 12 ribu per kilogram.

Namun, bila panen dilakukan dengan memilih buah yang matang sempurna, harga bisa menembus Rp 14 ribu per kilogram. “Semakin bagus kondisi buahnya, semakin tinggi pula harga yang didapat,” ujarnya.

Baca Juga: Petik Laut ke-50 di Pantai Pancer Banyuwangi Meriah, Ribuan Gelas Jamu Cap Orang Tua Dibagikan Gratis

Petani lainnya, Edi Siswanto, 47, asal Dusun Kedungrejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, menuturkan bahwa biaya perawatan buah naga cukup besar.

Dengan lahan seperempat hektare, ia bisa menghabiskan sekitar Rp 6 juta untuk satu musim panen. Dari lahan itu, biasanya ia bisa menghasilkan sekitar dua ton buah naga.

“Kalau harganya Rp 8 ribu per kilogram saja sudah balik modal, apalagi kalau sampai Rp 12 ribu ke atas, jelas petani bisa lebih untung,” ungkapnya sumringah.

Sementara itu, pengepul buah naga asal Dusun Kedungsumur, Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Abdurrohman, 51, mengakui harga stabil tinggi dalam sebulan terakhir.

Menurutnya, pasar saat ini sedang kekurangan barang karena panen tidak berbarengan. “Kalau seperti ini, untuk memenuhi satu pikap saja harus mengambil dari beberapa lahan petani sekaligus. Itu yang membuat harga jadi mahal,” jelasnya.

Kondisi harga buah naga yang stabil tinggi ini menjadi kabar baik bagi petani Banyuwangi. Selain bisa menutup biaya perawatan yang cukup besar, mereka juga berpeluang meraih keuntungan lebih tinggi dibanding musim panen sebelumnya.