Radarbanyuwangi.id – Warga Dusun Pasembon, Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo Lucky Pandu Saputra, 25, dan Rahmawati Nurningsih, 30, menjadi korban penipuan, (9/2).
Uang jutaan rupiah milik pasangan suami istri (pasutri) itu raib digondol pria paro baya yang mengaku bisa membantu memperlancar usahanya.
Aksi penipuan itu, bermula saat pasutri Lucky Pandu Saputra Rahmawati Nurningsih itu pada Desember 2023 oleh pamannya dikenalkan dengan Sundakir, 60, yang mengaku bernama Bambang, asal Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran.
“Katanya orang pintar seperti dukun, bisa memperlancar urusan pekerjaan,” kata Rahmawati.
Untuk memulai pekerjaannya, terang dia, pada awal 2024, Sundakir meminta mahar berupa uang Rp 800 ribu.
Uang itu, katanya akan dibuat untuk membeli minyak canduputih sebagai syarat ritual. “Kita juga langsung memberi uang yang diminta itu,” ujarnya.
Pada Jumat (5/1), jelas dia, Sundakir kembali sambil membawa dua botol minyak canduputih yang akan dibuat untuk ritual. Saat datang sambil membawa minyak itu, kakek ini menyampaikan ada harta karun tersembunyi di belakang rumahnya.
“Katanya ada emas satu kilogram, emas batangan. “Untuk mengambil emas itu, minta mahar lagi sebesar Rp 3,5 juta, uang ini katanya untuk menarik emas itu,” ungkapnya.
Karena tidak menaruh rasa curiga, pasutri itu menuruti permintaan Sundakir yang katanya akan dibuat untuk membeli syarat ritual lainnya, yaitu burung dara putih berkaki kuning sebanyak dua ekor.
“Uang Rp 3,5 juta langsung saya serahkan,” cetusnya.
Rahmawati menyebut Sundakir memang melakukan ritual di belakang rumahnya dengan gelap. Hasil ritual pertama didapat delapan buah kalung, empat buah gelang, dan dua pasang anting emas.
“Waktu itu saya percaya saja, karena emasnya disembunyikan di balik daun suruh, tidak boleh dibuka sebelum ada ritual kedua,” jelas ibu satu anak itu.
Yang membuat Rahmawati dan keluarganya takut, Sundakir menyampaikan akan ada kerabat yang meninggal bila pantangan itu dilanggar.
“Sundakir kembali meminta uang sebesar Rp 3,5 juta untuk ritual kedua,” cetusnya.
Permintaan uang yang yang kali ketiga ini, oleh Rahmawati tidak langsung dituruti. Kebetulan, posisinya sedang mengantar suami kei luar kota.
Page 2
Tetapi, Sundakir yang tidak sabar selalu menelpon untuk minta uang yang akan dibuat membeli persyaratan ritual kedua. “Saya beri uang, ritual kedua dilaksanakan di belakang rumah pada Rabu (10/1),” ungkapnya.

BUKTI: Rahmawati Nurningsih menunjukkan lokasi ritual penarikan emas di belakang rumahnya di Dusun Pasembon, Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo (9/2). (Gareta)
Pada ritual kedua ini, jelas dia, Sundakir mengaku tidak mampu menarik emas karena terlalu berat. Ia minta uang lagi sebesar Rp 3 juta yang akan dibuat untuk membeli persyaratan ritual.
“Saya mulai curiga dan tidak langsung kami beri,” kata Lucky Pandu Saputra, suami Rahmawati .
Karena curiga itu, Lucky dan Rahmawati memutuskan mengecek keaslian emas hasil ritual Sundakir ke Kantor Pegadaian di Desa/Kecamatan Purwoharjo pada Kamis (11/1) siang. Hasilnya, emas yang memiliki berat delapan gram itu ternyata palsu.
“Dari sini kami lemas karena sadar uang Rp 8 juta telah raib dibawa Sundakir. Uang itu termasuk biaya transportasi yang telah kami berikan,”
Karena kerugian yang cukup besar itu, Lucky dan Rahmawati memutuskan melaporkan ke Polsek Bangorejo pada Selasa (6/2) pagi. “Pagi itu juga kami menyerahkan barang bukti mulai dari rekaman sampai perhiasan palsu hasil ritual pelaku itu,” pungkasnya.(rei/abi)
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Warga Dusun Pasembon, Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo Lucky Pandu Saputra, 25, dan Rahmawati Nurningsih, 30, menjadi korban penipuan, (9/2).
Uang jutaan rupiah milik pasangan suami istri (pasutri) itu raib digondol pria paro baya yang mengaku bisa membantu memperlancar usahanya.
Aksi penipuan itu, bermula saat pasutri Lucky Pandu Saputra Rahmawati Nurningsih itu pada Desember 2023 oleh pamannya dikenalkan dengan Sundakir, 60, yang mengaku bernama Bambang, asal Dusun Stembel, Desa/Kecamatan Gambiran.
“Katanya orang pintar seperti dukun, bisa memperlancar urusan pekerjaan,” kata Rahmawati.
Untuk memulai pekerjaannya, terang dia, pada awal 2024, Sundakir meminta mahar berupa uang Rp 800 ribu.
Uang itu, katanya akan dibuat untuk membeli minyak canduputih sebagai syarat ritual. “Kita juga langsung memberi uang yang diminta itu,” ujarnya.
Pada Jumat (5/1), jelas dia, Sundakir kembali sambil membawa dua botol minyak canduputih yang akan dibuat untuk ritual. Saat datang sambil membawa minyak itu, kakek ini menyampaikan ada harta karun tersembunyi di belakang rumahnya.
“Katanya ada emas satu kilogram, emas batangan. “Untuk mengambil emas itu, minta mahar lagi sebesar Rp 3,5 juta, uang ini katanya untuk menarik emas itu,” ungkapnya.
Karena tidak menaruh rasa curiga, pasutri itu menuruti permintaan Sundakir yang katanya akan dibuat untuk membeli syarat ritual lainnya, yaitu burung dara putih berkaki kuning sebanyak dua ekor.
“Uang Rp 3,5 juta langsung saya serahkan,” cetusnya.
Rahmawati menyebut Sundakir memang melakukan ritual di belakang rumahnya dengan gelap. Hasil ritual pertama didapat delapan buah kalung, empat buah gelang, dan dua pasang anting emas.
“Waktu itu saya percaya saja, karena emasnya disembunyikan di balik daun suruh, tidak boleh dibuka sebelum ada ritual kedua,” jelas ibu satu anak itu.
Yang membuat Rahmawati dan keluarganya takut, Sundakir menyampaikan akan ada kerabat yang meninggal bila pantangan itu dilanggar.
“Sundakir kembali meminta uang sebesar Rp 3,5 juta untuk ritual kedua,” cetusnya.
Permintaan uang yang yang kali ketiga ini, oleh Rahmawati tidak langsung dituruti. Kebetulan, posisinya sedang mengantar suami kei luar kota.