Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pecinan Street Food Sulap Banyuwangi Jadi Ala Kota Singkawang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGIPecinan Street Food yang digelar di Jalan Ikan Gurami, Kelurahan Karangrejo, berhasil menyulap wajah Banyuwangi selayaknya Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Betapa tidak, sekejab lokasi kegiatan dipenuhi jajanan lengkap dengan ormanen khas Tiong Hoa.

Balutan warna merah pun membuat suasana negeri tirai bambu kian terasa. Dan yang tak kalah penting, dilokasi acara banyak berkumpul amoy-amoy cantik. Sungguh mempesona. Serasa berada di Kota Singkawang. Kota di Nusantara dengan wajah negeri Cina.

Pecinan Street Food merupakan rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2023. Digeber di Jalan Ikan Gurami, Kelurahan Karangrejo, atau tepat didepan Klenteng Hoo Tong Bio. Tempat ibadah umat Tri Dharma yang telah berdiri sejak 1784.

Suasana-Pecinan-Street-Food-b.jpgSuasana Pecinan Street Food, yang merupakan rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2023. (Foto : Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

Event ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek bagi etnies Tiong Hoa di Bumi Blambangan. Walau pun saat pelaksanaan, masyarakat lintas suku tumpah ruah berkumpul menjadi satu. Seperti suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi, Tionghoa atau Chinese, Madura, Makasar dan Padang. Mereka semua berkumpul dengan penuh suka cita.

Dominasi warna merah dalam Pecinan Street Food, merupakan sebuah ungkapan harapan. Warna merah dalam tradisi Cina dianggap sebagai pembawa keberuntungan dan rejeki.

Menjadi Pendongkrak UMKM

Memasuki lokasi Pecina Street Food, pengunjung langsung disambut oleh bangunan gapura megah dengan warna kemerahan. Hiasan lampion berjajar rapi di sepanjang jalanan.

Barisan pelaku UMKM pun ikut tampil menyesuaikan. Mereka bersolek dengan nuansa Imlek. Beraneka macam kuliner Negeri Tirai Bambu dijajakan. Seperti ayam kunpao, dimsum, bakcang, lontong cap go meh, bebek atau ayam peking, bakcang, hingga teh luo han kuo.

Dengan pengunjung yang berjubel, sekejab event ini membuat para pelaku UMKM banjir keuntungan. Apalagi, selain santapan Cina juga terdapat kuliner tradisional Nusantara.

Tampilkan Seni Tradisional Tiong Hoa dan Rombongan Amoy Cantik

Kemeriahan Pecinan Street Food di Banyuwangi, ini juga didukung penampilan sejumlah kesenian tradisional Tiong Hoa. Diantaranya, Barongsai, Leang-leong dan drama musik kolosal.

Dan yang tak kalah membuat suasana makin berwarna yakni hadirnya rombongan amoy-amoy cantik. Para remaja etnies Cina tersebut berbaur bersama masyarakat lainnya.

Pacinan Street Food ini digelar selama 3 hari berturut-turut. Mulai Kamis-Sabtu, 3-5 Februari 2023. Memberi semangat dan motivasi kepada masyarakat, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, juga turut hadir meramaikan.

Suasana-Pecinan-Street-Food-c.jpgSuasana Pecinan Street Food, yang merupakan rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2023. (Foto : Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

“Event ini merupakan wujud toleransi, serta ke Bhinekaan masyarakat Banyuwangi,” katanya, Sabtu (4/2/2023).

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kesbangpol Banyuwangi, Muhamad Lutfi, S Sos, M Si, mengatakan, Pecinan Street Food bukan hanya sekedar menjual berbagai makanan khas Tionghoa. Tapi juga sebagai simbol kerukunan antara suku dan etnis yang hidup berdampingan di Bumi Blambangan. Atau tentang tumbuh suburnya tradisi gotong royong dalam keberagaman.

“Kegiatan ini merupakan simbol satu kerukunan umat beragama, suku dan etnis. Sebuah perwujudan program Banyuwangi Rebound, Bupati Ipuk Fiestiandani, khususnya dalam merajut harmoni dan memulihkan perekonomian,” katanya.

Kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini memang memiliki keberagaman budaya, tradisi dan etnis. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, sengaja mengelar Pecinan Street Food yang bertujuan untuk membangun kehidupan masyarakat yang harmonis dan penuh toleransi. Sekaligus meningkatkan perekonomian warga melalai ekonomi kreatif.

Sebagai informasi, kuliner yang dijajakan di Pecinan Street Food tidak hanya mengenalkan makanan khas Tionghoa saja. Melainkan juga mengangkat masakan khas Suku Osing dan warga kelurahan Karangrejo yang sudah mulai jarang ditemui. Rencananya, pasar kuliner serupa akan digelar setiap akhir pekan. (*)

Sumber: https://kesbangpol.banyuwangikab.go.id/bk

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio

source