RadarBanyuwangi.id – Pemerintah tampaknya benar-benar berkomitmen untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api (KA) Cepu-Blora sebagai bagian dari upaya meningkatkan konektivitas transportasi di kawasan tersebut.
Warga yang saat ini menempati lahan di jalur KA Cepu-Blora disarankan untuk segera menyiapkan diri guna berpindah tempat tinggal.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora, Mahbub Djunaedi, menjelaskan bahwa proyek reaktivasi jalur KA Cepu-Blora telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blora 2021-2026 di sektor transportasi.
Baca Juga: Joselu, Super Sub Real Madrid Ini Akan Tinggalkan Spanyol Demi Tim Qatar
Bappeda bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) Cepu dan Alumni Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menyelesaikan pra studi kelayakan untuk reaktivasi jalur KA ini dengan menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT).
“Pimpinan STTR bersama Tim Alumni FT UGM telah menyampaikan gagasan reaktivasi jalur KA Cepu-Blora kepada Bupati Blora,” ujar Mahbub saat mendampingi tim di rumah dinas Bupati Blora.
Mahbub menjelaskan, Blora merupakan bagian dari kawasan Cepu Raya yang memiliki potensi ekonomi besar, terutama dari industri minyak dan gas bumi di Blok Cepu serta Migas Nabati (Biomassa) di Kabupaten Blora.
Baca Juga: Aktivitas Pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek pada Akhir Pekan Ketiga Juni Ramai Lancar
Hampir 50 persen wilayah Blora adalah kawasan perhutanan yang dikelola oleh Perum Perhutani.
Proyek reaktivasi jalur KA Cepu-Blora ini telah tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) 2018 dan dimasukkan dalam RPJMD Kabupaten Blora 2021-2026.
Jalur ini diharapkan menjadi tulang punggung konektivitas transportasi di Kabupaten Blora, dengan potensi memperluas jangkauan layanan hingga Bandara Ngloram serta daerah Blora-Purwodadi dan Blora-Rembang.
Baca Juga: KAI Umumkan Penyesuaian Operasional Kereta Api Argo Parahyangan dan Baturraden Ekspres Mulai 1 Juli 2024
Sebagai perbandingan, proyek elektrifikasi serupa telah dilakukan di jalur kereta api Yogyakarta-Solo oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta dengan jarak sekitar 60 kilometer dan harga tiket sebesar Rp 8.000 per penumpang.
Mengingat jarak antara Cepu dan Blora hanya sekitar 35 km, diperkirakan harga tiket akan berada di kisaran Rp 5.000.