RadarBanyuwangi.id-Sementara itu, jalur pendakian Gunung Raung memiliki Sembilan pos yang rata-rata waktu tempuh satu jam dari satu camp ke camp berikutnya. Pendaki biasanya membutuhkan waktu seharian penuh, untuk mencapai pos tertinggi sebelum melakukan summit.
Sekretariat Pendakian Gunung Raung, Eko Wahyudiyanto mengatakan, dari total sembilan pos di Gunung Raung, waktu tempuh antar pos rata-rata satu jam perjalanan. Pendaki terakhir yang dievakuasi berasal dari pos lima dan tujuh saat titik api muncul pada Minggu (13/10). Mereka berhasil turun dan sampai di bawah sekitar pukul 19.00 malam.
Pos lima hingga tujuh, terang dia, terletak di tengah jalur pendakian dan sering menjadi tempat istirahat para pendaki. Kebakaran yang terjadi, sempat melanda area di antara pos lima dan enam. “Titik api berasal dari pertengahan antara pos lima dan pos enam,” ungkapnya.
Baca Juga: Tiga Titik Api Padam di lereng Gunung Raung, Pendakian Masih Ditutup
Penutupan jalur pendakian, jelas dia, juga mempengaruhi rencana survei jalur yang akan dilakukan oleh pihak terkait. Survei itu diperlukan untuk memastikan jalur pendakian aman dan bisa dibuka kembali. “Kami mau survei sekaligus cek jalur,” cetusnya.
Kebakaran yang melanda lereng Gunung Raung, masih kata dia, dipastikan tidak sampai merambat ke jalur utama pendakian. Namun, pihaknya masih waspada dan terus melakukan pengawasan terhadap area di sekitar jalur pendakian. “Kami masih memantau kondisi jalur agar bisa dipastikan aman untuk dibuka lagi,” ujar Eko.
Untuk sementara waktu, pendakian Gunung Raung via jalur Kalibaru tetap ditutup. Pihak sekretariat pendakian akan memberikan pengumuman lebih lanjut terkait kapan pendakian bisa dibuka kembali. “Kami masih belum tahu kapan jalur pendakian bisa dibuka,” katanya.(rei/abi)







