Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pengalaman Penggila Judol yang Tobat, Pemain Pemula Sering Menang, Lalu Kalah dan Bangkrut

pengalaman-penggila-judol-yang-tobat,-pemain-pemula-sering-menang,-lalu-kalah-dan-bangkrut
Pengalaman Penggila Judol yang Tobat, Pemain Pemula Sering Menang, Lalu Kalah dan Bangkrut

Sejarah perjudian di Indonesia memang cukup panjang. Di zaman kolonial Belanda, permainan ini banyak dilakkan warga dengan digambarkan adu ayam atau sabung ayam. Saat VOC datang ke wilayah Batavia, perjudian sudah marak. Kala itu, keberadaan rumah-rumah judi menjadi hal yang lumrah.

SEJARAH panjang soal perjudian itu, berlanjut di era sekarang. Mediumnya jelas beda. Era serba modern ini membuat kolam pejudi justru lebih luas. Itu, lewat merebaknya judi online yang bisa diakses dengan mudah di handphone (HP).

Judi online yang lebih akrab disebut judi slot, dengan mudah merusak tatanan hidup pemainnya. Dengan cara main yang mudah, setidaknya tanpa harus pergi ke kasino, satu-persatu orang kecanduan permainan ini. Dari sekian banyak orang yang hidupnya morat-marit akibat slot, itu AB, 33, warga Desa/Kecamatan Sempu. Saat mengisahkan kegilaannya pada judi slot ini, ia sudah memutuskan berhenti bermain judi slot, tepatnya sejak tiga bulan lalu. “Sekarang sudah berhenti total, meskipun kadang-kadang ada keinginan main lagi, terutama saat kumpul-kumpul teman yang sedang main,” kata AB.

Bapak satu anak yang masih tinggal bersama orang tuanya ini, berhenti judi slot setelah ibunya keluar dan masuk rumah sakit. Usut punya usut, ibunya yang sakit-sakitan itu, mengetahui hutang-hutangnya menumpuk akibat permainan setan ini. “Saya mengakui kalau kecanduan. Kalau enggak main sehari kayak orang bingung,” ujarnya.

AB mengaku mulai bermain judi slot pada pertangahan 2022. Sama seperti mayoritas penjudi slot lain, awalnya hanya coba-coba. Entah beruntung atau justru disebut apes, saat itu ia diberi bandar kemenangan. “Kebanyakan akun baru dikasih menang, selanjutnya berbeda. Kadang menang, tapi seringnya kalah,” ucapnya.

Baca Juga: Nasib Penampungan Anjing Tidak Jelas, Kades Minta Segera Diselesaikan dan Puluhan Anjing Dievakuasi

Telanjur kecanduan, AB yang bekerja di koperasi mingguan itu mengatakan, nyaris memainkan permainan setiap malam. Parahnya, uang yang digunakan untuk top up saldo itu terkadang bukan uangnya sendiri. Uang nasabah di tempatnya bekerja, kadang diputar untuk dipakai berjudi. “Untuk mengganti uangnya, saya carikan uang puteran lain. Kalau mentok ya uang gaji, kalau pas untung dan menang (judi), ya dipakai ganti uang nasabah itu,” terangnya.

Kecanduan judi slot memaksanya untuk mengupayakan top up saldo. Meski mengaku jarang deposit besar dan mentok hanya Rp 200 ribu, tapi karena dilakukan setiap malam dan jarang menang, pada akhirnya AB terlilit masalah keuangan. “Juga ada kebutuhan rumah, dan harus ganti uang nasabah, saya sampai gadaikan sepeda motor,” ungkapnya.

Merasa hidupnya tambah berantakan, ditambah kondisi kesehatan orang tuanya yang terus turun karena memikirkan masalahnya, AB berniat untuk stop bermain judi slot. “Sekarang sudah tidak bermain, saya akui susah untuk stop. Apalagi kalau lingkungan pertemanan masih banyak yang bermain itu,” cetusnya seraya mengungkap akibat kecanduan game itu ia menjadi sering bertengkar dengan istrinya.

Eks pecandu judi slot lainnya, DT, 44, warga Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, mengaku masalahnya dengan game setan itu lebih dari sekadar masalah uang, tapi juga kesehatan mental. “Saya mengaku ada yang berbeda dengan diri saya (kesehatan mental),” katanya.

Perbedaan yang kentara, terang dia, kesabarannya yang mulai pudar. Ia mengaku menjadi sosok yang tidak sabaran, bahkan menjadi emosian. “Contohnya saat saya di lampu merah, saya sering gelisah sampai nggerundel melihat lampu tidak segera hijau. Menurut saya ini karena kebiasaan melihat perputaran gambar di dalam game (judi online) yang berputarnya cepat,” ucapnya.

Tidak hanya itu, ketika mencoba untuk berhenti, DT yang sudah habis lebih dari Rp 50 juta karena terjebak judi online itu, mengaku terus terbayang-bayang gambar bergerak di game tersebut. “Saat saya melihat gantungan jajan ciki di warung, saya seperti melihat gambar-gambar di judi online. Ini kan sudah aneh,” tandasnya.

DT mengaku upayanya untuk segera berhenti bermain game itu kerap gagal, padahal mendapat pengawasan dari anak-anaknya. Ia menganggap sedang menabung di bandar game itu, dan suatu saat akan mendapat kemenangan besar. “Saya itu menganggapnya kalau kalah terus itu biasa, istilahnya nabung dulu, nanti akan diberi kemenangan,” ucapnya.(sas/abi)