Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Penyeludupan dan Perdagangan Daging Penyu Marak di Bali, Tren Kuliner Ektrem Jadi Sorotan – Radar Banyuwangi

penyeludupan-dan-perdagangan-daging-penyu-marak-di-bali,-tren-kuliner-ektrem-jadi-sorotan-–-radar-banyuwangi
Penyeludupan dan Perdagangan Daging Penyu Marak di Bali, Tren Kuliner Ektrem Jadi Sorotan – Radar Banyuwangi

Radarbanyuwangi.id – Keberadaan penyu di alam liar kian terjepit. Praktek perburuan dan perdahangan liar satwa ini diduga menjadi salah satu penyebab penyu dalam ancaman kepunahan.

Selain dilindungi, penyu ternyata memiliki nilai ekonomis yang tinggi. inilah yang membuat aksi penyelundupan penyu semakin marak.

Seperti aksi penyelundupan penyu terjadi lewat Jembrana, Bali. Tercatat sepanjang tahun 2025, aksi penyelundupan penyu sudah tiga kali terjadi.

Dimana sebanyak dua kali terjadi lewat Jembrana dan sekali lewat Buleleng.

Baca Juga: Muslim Wajib Tahu! Ini 6 Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar

Maraknya penyelundupan penyu ke Bali praktis mengundang tanda tanya besar. Salah satunya yakni terkait  daging penyu masih banyak diminati.

Daging penyu menjadi menu spesial di sejumlah rumah makan meski dijual secara sembunyi-sembunyi. 

Rumah makan ini beroperasi secara dengan menyertakan menu daging penyu secara diam-diam. Kalangan pelanggan pun terbatas.

Baca Juga: Sambut Lailatul Qadar, Ini 4 Pesan Penting Habib Ja’far Al-Jufri

Inilah yang menjadi penyebab perdagangan ilegal penyu masih sulit diberantas sepenuhnya. 

Terbaru pengungkapan penyelundupan enam ekor penyu di Gilimanuk Jembrana Bali. Seorang pria yang diduga sebagai pelaku penyelundupan kini masih menjadi buronan.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Ratna Hendratmoko menyebut, praktik penjualan daging penyu masih terjadi. 

Para pengusaha kuliner menjual daging penyu secara sembunyi-sembunyi. Bahkan ada tren untuk mencicipi daging penyu yang disebut sebagai kuliner ekstrem.

“Mereka tidak akan mencantumkan lawar penyu atau olahan lainnya secara terang-terangan di menu restoran,” ujarnya.


Page 2

Menurutnya, lokasi rumah makan yang menjual daging penyu sudah teridentifikasi.

Namun, pengawasan sulit dilakukan karena rumah makan itu hanya menjual daging penyu secara temporer saja.

“Tidak setiap hari mereka jual daging penyu. Itu juga tidak ada di menu. Sudah beberapa kali didatangi, memang tidak ditemukan daging penyu. Kami dan polisi sudah kerjasama mengawasi tempat-tempat itu,” ujarnya.

BKSDA Bali mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging penyu, mengingat banyak makanan lain yang lebih lezat dan tidak melanggar hukum.

Baca Juga: 9 Hari Lagi Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang Ditutup, Dibuka Lagi Saat Idul Fitri versi Muhammadiyah

“Masa harus makan yang seperti itu? Penyu adalah satwa dilindungi. Kami tidak sampai hati memakannya. Kami mengajak masyarakat Bali untuk menjauhi makanan yang berasal dari satwa yang dilindungi,” tegasnya.

Berdasarkan hasil investigasi, penyu-penyu yang diperdagangkan di Bali sebagian besar berasal dari Pulau Jawa. 

Baca Juga: Terdampak Efisiensi Anggaran, Pemkab Banyuwangi Siapkan Plan B Proyek Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Permintaan yang masih tinggi di Bali menjadi salah satu faktor utama maraknya penyelundupan penyu untuk diambil dagingnya.

Selama ini, upaya penegakan hukum lebih banyak menangkap kurir dan pemasok, sementara pihak pemesan atau pembeli belum terungkap secara menyeluruh. 

Meski beberapa pemesan telah diidentifikasi, penjualan yang dilakukan secara tertutup menjadi kendala utama dalam proses pembuktian hukum. (*)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Keberadaan penyu di alam liar kian terjepit. Praktek perburuan dan perdahangan liar satwa ini diduga menjadi salah satu penyebab penyu dalam ancaman kepunahan.

Selain dilindungi, penyu ternyata memiliki nilai ekonomis yang tinggi. inilah yang membuat aksi penyelundupan penyu semakin marak.

Seperti aksi penyelundupan penyu terjadi lewat Jembrana, Bali. Tercatat sepanjang tahun 2025, aksi penyelundupan penyu sudah tiga kali terjadi.

Dimana sebanyak dua kali terjadi lewat Jembrana dan sekali lewat Buleleng.

Baca Juga: Muslim Wajib Tahu! Ini 6 Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar

Maraknya penyelundupan penyu ke Bali praktis mengundang tanda tanya besar. Salah satunya yakni terkait  daging penyu masih banyak diminati.

Daging penyu menjadi menu spesial di sejumlah rumah makan meski dijual secara sembunyi-sembunyi. 

Rumah makan ini beroperasi secara dengan menyertakan menu daging penyu secara diam-diam. Kalangan pelanggan pun terbatas.

Baca Juga: Sambut Lailatul Qadar, Ini 4 Pesan Penting Habib Ja’far Al-Jufri

Inilah yang menjadi penyebab perdagangan ilegal penyu masih sulit diberantas sepenuhnya. 

Terbaru pengungkapan penyelundupan enam ekor penyu di Gilimanuk Jembrana Bali. Seorang pria yang diduga sebagai pelaku penyelundupan kini masih menjadi buronan.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Ratna Hendratmoko menyebut, praktik penjualan daging penyu masih terjadi. 

Para pengusaha kuliner menjual daging penyu secara sembunyi-sembunyi. Bahkan ada tren untuk mencicipi daging penyu yang disebut sebagai kuliner ekstrem.

“Mereka tidak akan mencantumkan lawar penyu atau olahan lainnya secara terang-terangan di menu restoran,” ujarnya.