Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Perkembangan Terkini Pabrik Gula Glenmore

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

perkembPembangunan Fisik Terhenti, Pabrikan Hampir Tiba
LENGANG dan sepi tanpa ada aktivitas apapun. ltulah kondisi di lokasi PGG yang terletak di areal Perkebunan Kalirejo, masuk Desa Karangharjo. Kecamatan Glenmore. Ketika wartawan koran ini mengunjungi lokasi PGG kemarin siang suasana di lokasi tersebut sama sekali tak ada aktivitas. Para pekerja kuli bangunan juga tak terlihat sama sekali. Sejumlah alat berat yang sudah didatangkan jauh-jauh hari oleh pihak pelaksana proyek juga tidak beroperasi. Alat berat tersebut dibiarkan begitu saja di sisi selatan lokasi pabrik.

Satu-satunya orang yang terlihat di lokasi PGG tersebut hanyalah seorang Satpam yang kebetulan mendapat tugas jaga. Dia juga terlihat santai duduk di pos jaga, sambil sesekali memperhatikan sekeliling pabrik. “Sepi Mas, sejak sebulan lalu nggak ada kegiatan,” ujar Satpam tersebut. Kondisi ini tentu berbeda dengan beberapa bulan lalu. Saat itu, meski tidak terlalu ramai, namun aktivitas pembangunan fisik pabrik masih berjalan. ratusan pekerja juga terlihat setiap hari. Hilir mudik angkutan material pembangunan pabrik juga terlihat keluar masuk pabrik yang direncanakan memiliki luas sekitar 100 hektare tersebut. 

Namun, kondisi beberapa bulan lalu tersebut terasa kontras dengan suasana saat ini. Lokasi pabrik yang sangat luas tersebut tanpa aktivitas sama sekali terlihat lengang dan sepi. Pemandangan ini tentu berbeda dengan aktivitas angkutan tebu yang ada di sekeliling rencana pembangunan PGG tersebut. Puluhan, bahkan ratusan truk setiap hari mengangkut tebu dari arel PTPN XII tersebut untuk diangkut ke Pabrik Gula Semboro, Kabupaten Jember.

Maklum, bersamaan dengan rencana pembangunan PGG tersebut, pihak PTPN XII yang ada di Kecamatan Glenmore, sudah melakukan penebangan terhadap kebun-kebun kakao dan menggantinya dengan tanaman tebu. Saat ini, ribuan hektare tanaman tebu di PTPN Xll tersebut sudah memasuki masa panen. Sehingga aktifitas penebangan dan pengangkutan tebu sangat padat sekali. Sementara itu, sepinya aktivitas di PGG tersebut bukan berarti pembangunan pabrik terancam gagal total. Melainkan hanya ada sedikit kendala keuangan. 

Kendala keuangan untuk pembangunan fisik sipil tersebut kini sudah bisa teratasi. “Masalah persyaratan dan kendala pencairannya sudah teratasi. Doakan saja semoga lancar,” kata Dirut PGG, Ade Hidayat. Ade menuturkan, pada dasarnya proses pembangunan PGG tersebut masih terus berjalan. Kalaupun dl lapangan tak ada aktifitas, bukan berarti proses pembangunan terhenti dan terancam gagal. Namun, yang terhenti sementara hanyalah pernbangunan fisik sipil di lokasi pabrik saja. yang persentasenya hanya 20 persen dari total pembangunan PGG.

“Kalau pabrikannya masih terus jalan dan sudah selesai,” jelasnya. Pabrikan berupa mesin penggerak pabrik yang dibuat di Afrika Selatan, Jepang, dan Thailand, semuanya sudah tuntas dan saat ini dalam proses pengiriman ke Indonesia. Bahkan sebagian barang pabrikan tersebut sudah sampai di Thajung Perak. Surabaya. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera masuk Banyuwangi.” harapnya. Ade yakin, begitu barang pabrikan dari luar negeri tersebut nantinya sudah masuk di Glenmore. suasananya akan berbeda. Kondisi pabrik akan terlihat hidup dan penuh aktivitas. 

Sebab menurutnya, 80 persen pembangunan PGG tersebut justru berasal dari barang pabrikan. “Kalau pembangunan fisik sipilnya cuma sedikit. Yang penting didoakan semoga berjalan lancar dan selesai sesuai harapan semua,” pungkasnya. Sekadar tahu. pertengahan bulan Desember 2012 lalu, Kementerian BUMN memulai pendirian Pabrik Gula Glenmore. Pabrik gula tersebut berdiri di lahan seluas 3.140 hektare dengan luas lahan tebu 6.000 hektare. PG Glenmore di kelola oleh PT Industri Gula Glenmore yang merupakan hasil konsorsium PT perkebunan Nusantara III (Perseru), PTPN XI, dan PTPN XII.

PG Glenmore direncanakan menjadi pabrik gula terbesar di Indonesia dengan produksi hingga 54 ribu ton setahun. Pabrik gula terpadu yang tengah dibangun tersebut memiliki kapasitas produksi 6.000 ton per hari dan dapat ditingkatkan hingga 8.000 ton perhari. Selain pabrik, dilokasi tersebut juga akan dibangun pembangkit tenaga listrik terbarukan dan pabrik pupuk organik. Pembangunan akan dilakukan setelah proyek pabrik gula rampung pada April 2016. (radar)