detik.com
Hadir lebih dekat dalam memberikan layanan digital terintegrasi bagi masyarakat di Banyuwangi, Si Pandu Aja memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengaduan pada Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM).
Diluncurkan pertamakali di mall pelayanan publik Banyuwangi, Si Pandu Aja yang merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Pelayanan Publik terpadu Akses dimana Aja dapat menerima pengaduan secara digital yang mempertemukan petugas dan pengguna jasa melalui daring.
Kepala Balai POM Jember Benny Hendrawan Prabowo menyebutkan, dari 5 daerah wilayah kerjanya, Banyuwangi menjadi satu-satunya daerah yang memiliki layanan Si Pandu Aja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Untuk wilayah sekarkijang pilot project ini hanya ada di Banyuwangi,” tegas Benny.
Selama ini, Balai POM Jember hanya dapat memberikan layanan perijinan dan pengaduan hanya di hari Selasa saja. Hal tersebut dirasa kurang maksimal lantaran jumlah UMKM di Banyuwangi yang ada seharusnya dapat menerima layanan lebih intens jika dapat dilakukan satu pekan penuh di hari kerja.
Si Pandu Aja, menjadi solusi dalam kondisi terkini lantaran pemerintah pusat juga tengah menggalakkan digitalisasi Ditengah efisiensi.
“Saat ini kami bisa memberikan layanan sepekan penuh. 1 hari tetap ada tatap muka offline, sementara 4 hari dilayani Si Pandu Aja secara online,” tambahnya.
Bahkan, Si Pandu Aja juga dapat menjadi asisten dalam memberikan arahan bagi masyarakat untuk menyalin berkas fisiknya menggunakan alat scaner yang sudah disediakan. Berkas yang telah discan tersebut secara otomatis akan terbaca oleh petugas yang tengah memberikan layanan di kantor balai POM Jember.
“Untuk pengaduan dan konsultasi tentunya masyarakat bisa langsung mendapatkan jawaban. Tapi, untuk perijinan ada proses pemberkasan bisa melalui scan dan timelinenya disesuaikan dengan tahapan,” jelas Benny.
Selama layanan online yang diberikan satu hari dalam sepekan, balai POM Jember hanya menerima pelanggan sekitar 32 orang dalam sebulan. Dengan hadirnya Si Pandu Aja, diharapkan masyarakat dapat menerima layanan lebih optimal.
Sementara itu, fungsional analis kebijakan pemerintah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banyuwangi Faturrahman menyebutkan, kehadiran Si Pandu Aja memberi kontribusi baik bagi sistem pelayanan publik berbasis digital di Banyuwangi.
Fatur menyebut, ada lebih dari 10.000 pelaku UMKM yang telah terbit NIB, menurutnya jumlah tersebut linier dengan kebutuhan perijinan dan pelayanan Balai POM yang bakal dapat terakomodir oleh hadirnya Si Pandu Aja.
“Di Banyuwangi sangat banya yang dapat memanfaatkan layanan ini contohnya ada kosmetik, minuman, dan berbagai pelaku bisnis lainnya. Kalau UMKM saja NIB yang terbit sekitar 10 ribu lebih ya segitu lah yang perlu dilayani,” ungkapnya.
Meski demikian, kehadiran Si Pandu Aja di Banyuwangi belum dapat mengakomodir kepentingan perusahaan sekala besar. Sehingga untuk itu membutuhkan layanan yang sesuai kapasitas bisnisnya.

(ihc/abq)