RadarBanyuwangi.id – Tingkat partisipasi masyarakat Banyuwangi pada pelaksanaan pilkada, Rabu lalu (27/11), mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan Pilkada 2019.
Mengacu hasil hitung cepat LSI Denny JA, tingkat kehadiran pemilih dalam pilkada tahun ini hanya 57,9 persen.
Ada penurunan 6 persen dibandingkan pilkada sebelumnya yang persentasi pemilihnya mencapai 75,7 persen.
Dengan tingkat kehadiran pemilih yang hanya 57,9 persen, artinya hampir separo dari 1.348.925 pemilih tidak mencoblos alias golput.
KPU Banyuwangi menyebutkan bahwa penurunan tingkat partisipasi pemilih disebabkan banyaknya masyarakat yang masih disibukkan dengan pekerjaan.
Para petani, buruh, hingga pekerja nonformal masih tetap aktif bekerja selama berlangsung pemungutan suara pada 27 November lalu.
”Sesuai pantauan di lapangan, penurunan partisipasi pemilih disebabkan masih banyaknya masyarakat yang tetap aktif bekerja selama pemungutan suara,” ujar Komisioner KPU Banyuwangi Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM Enot Sugiharto.
KPU Banyuwangi akan melakukan evaluasi dan berbenah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pada pemilu mendatang. Pemilu merupakan momen di mana masyarakat dapat menentukan arah masa depan bangsa.
”Upaya kami dalam sosialisasi sudah maksimal. Melihat kondisi di lapangan, banyak masyarakat memilih bekerja. Para pekerjaan sektor formal memang libur, tapi untuk pekerjaan-pekerjaan nonformal masih aktif,” terangnya.
Ada titik-titik tertentu yang memiliki tingkat partisipasi pemilih rendah. Padahal, sudah banyak diselenggarakan sosialisasi hingga kegiatan lain seperti jalan sehat hingga lomba video pendek.
”Meskipun kita sudah melakukan sosialisasi seperti di Wongsorejo, angka partisipasi di sana masih tetap rendah,” pungkas Enot. (rio/aif/c1)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.