Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banyuwangi terus menunjukkan tren positif. Hal itu tidak lepas dari dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah melalui program UMKM Naik Kelas yang digagas oleh Ipuk Fiestiandani saat menjabat Bupati Banyuwangi.
Salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak positif tersebut adalah Kurnia Dwi Lestari, 52 tahun, pemilik UMKM Anisa. Dia menjual beragam oleh-oleh jajanan khas Banyuwangi.
Kurnia berterima kasih atas berbagai program pemberdayaan yang dijalankan Ipuk selama ini. Dia menyampaikan hal itu saat calon Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani berkunjung ke rumah produksinya, di Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi, Rabu, 9 Oktober 2024.
Sejak Ipuk jadi bupati 3,5 tahun terakhir telah dihasilkan berbagai program untuk UMKM, berbagai pelatihan, terutama pelatihan marketing untuk meningkatkan usahanya. “Alhamdulilah dari situ saya banyak mengetahui bagaimana jualan online, sehingga pasar saya lebih luas,” ungkapnya.
Kurnia memulai bisnisnya dengan hanya tiga orang karyawan. Saat itu, masih dua macam kue yang diproduksi yakni bolu dan bagiak. Saat ini, rumah produksinya telah mempekerjakan hingga 50 karyawan. Varian produk yang dijual juga bertambah, seperti sale pisang, rengginang, kue kering, keciput, dan banyak lagi.
Produk-produk tersebut dipasarkan tidak hanya di lokal Banyuwangi, namun sudah tembus ke berbagai kota. Seperti Bali, Malang, Surabaya, dan kota lainnya. Selain menjual secara langsung, Kurnia juga memanfaatkan platform online seperti Shopee, Bukalapak, dan Instagram untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
“Ini juga tidak terlepas dari pelatihan-pelatihan yang kami terima. Saat Bu Ipuk menggelar Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) saya juga mendapat pelatihan peningkatan UMKM,” terangnya.
Tak hanya pelatihan, Kurnia juga dipermudah dalam proses perizinan usaha yakni PIRT dan Halal. “Alhamdulillah. Saya berharap program-program pemberdayaan UMKM yang konkrit ini harus dilanjutkan,” tegasnya.
Ipuk Fiestiandani menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung UMKM di Banyuwangi agar naik kelas. Berbagai program pelatihan dan pendampingan UMKM akan terus dijalankan.
“Pelatihan dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian UMKM Banyuwangi,” jelasnya.
Selain pelatihan, Ipuk juga akan melanjutkan program bantuan alat usaha seperti Warung Naik Kelas (Wenak), Kanggo Riko, serta bantuan alat usaha warga kurang mampu. Total telah ada lebih dari 6.000 alat usaha dibagikan ke warung rakyat, warga kurang mampu, dan kelompok perempuan kepala keluarga.
“Program bantuan alat usaha diharapkan bisa terus meningkatkan usaha-usaha rakyat agar semakin eksis dan berkembang,” ujar Ipuk.
Berbagai program yang digulirkan tersebut telah membawa dampak positif. Perekonomian Banyuwangi tumbuh dari 4,43 persen pada 2022, menjadi 5,03 persen 2023. Angka kemiskinan juga turun dari 7,51 persen (2022) menjadi 7,34 persen (2023), dan 6,54 di 2024. Pendapatan perkapita Banyuwangi juga mengalami peningkatan dari Rp 53,822 juta ( 2022) menjadi Rp 58,086 juta (2023).
Baca Juga