sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pesanggaran, Perhutani Banyuwangi Selatan memastikan segera memulai penanaman pohon jati di Gunung Gamping.
Penanaman pohon keras tersebut dilakukan untuk mengantisipasi longsor.
Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Senepo Selatan Sutaman mengatakan, penanaman jati di area seluas delapan hektare itu dijadwalkan pada Desember mendatang.
“Jadwal kami penanaman memang dilakukan Desember atau Januari,” ujarnya, Senin (24/11).
Sutaman mengungkapkan, setelah selesai musim tebang pada 2024 lalu, lahan tersebut ditanami tanaman sela seperti pisang.
Hal itu menuai atensi Pemkab Banyuwangi karena dianggap menjadi pemicu longsor yang terjadi pada Sabtu (22/11) lalu.
“Bukannya molor, tapi biasanya memang penanaman pasca tebang dilakukan setahun setelahnya. Jadi kalau 2024 tebang, 2025 tanam lagi,” terangnya.
Ia menampik anggapan Perhutani tak segera melakukan penanaman pohon kayu dan membiarkan lahan ditanami tanaman sela.
Menurutnya, penjadwalan itu dilakukan untuk memberi jeda tanah dan menunggu musim hujan tiba.
“Kami juga tidak bisa memprediksi, ternyata musim hujannya sudah lebih dahulu datang,” katanya.
Secara teknis, Sutaman mengungkap bibit pohon jati itu akan ditanam dengan jarak enam meter kali tiga meter.
Selain itu, area pinggir yang dekat dengan sempadan jalan akan ditanami pohon buah seperti alpukat atau petai.
“Jadi pinggiran jalan ini tidak akan (ditanami) pisang lagi,” katanya seraya menyebut bagian yang belum ditanami hanya delapan hektare saja.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi Danang Hartanto meminta wacana itu tidak hanya disampaikan saja, namun harus direalisasikan.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pesanggaran, Perhutani Banyuwangi Selatan memastikan segera memulai penanaman pohon jati di Gunung Gamping.
Penanaman pohon keras tersebut dilakukan untuk mengantisipasi longsor.
Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Senepo Selatan Sutaman mengatakan, penanaman jati di area seluas delapan hektare itu dijadwalkan pada Desember mendatang.
“Jadwal kami penanaman memang dilakukan Desember atau Januari,” ujarnya, Senin (24/11).
Sutaman mengungkapkan, setelah selesai musim tebang pada 2024 lalu, lahan tersebut ditanami tanaman sela seperti pisang.
Hal itu menuai atensi Pemkab Banyuwangi karena dianggap menjadi pemicu longsor yang terjadi pada Sabtu (22/11) lalu.
“Bukannya molor, tapi biasanya memang penanaman pasca tebang dilakukan setahun setelahnya. Jadi kalau 2024 tebang, 2025 tanam lagi,” terangnya.
Ia menampik anggapan Perhutani tak segera melakukan penanaman pohon kayu dan membiarkan lahan ditanami tanaman sela.
Menurutnya, penjadwalan itu dilakukan untuk memberi jeda tanah dan menunggu musim hujan tiba.
“Kami juga tidak bisa memprediksi, ternyata musim hujannya sudah lebih dahulu datang,” katanya.
Secara teknis, Sutaman mengungkap bibit pohon jati itu akan ditanam dengan jarak enam meter kali tiga meter.
Selain itu, area pinggir yang dekat dengan sempadan jalan akan ditanami pohon buah seperti alpukat atau petai.
“Jadi pinggiran jalan ini tidak akan (ditanami) pisang lagi,” katanya seraya menyebut bagian yang belum ditanami hanya delapan hektare saja.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi Danang Hartanto meminta wacana itu tidak hanya disampaikan saja, namun harus direalisasikan.







