Latihan Gabungan Marinir dan Special Force US Army
PESANGGARAN – Pasukan khusus korps Marinir TNI AL, Batalyon Intai Amfibi, kembali menunjukkan keterampilannya. Bersama tim Operation Detachment Alfa (ODA) 1216 Special Force US Army menyelamatkan sandera yang ditawan kelompok yang diidentiikasi sebagai Gerakan Republik Banyuwangi Merdeka (GRBM).
Kelompok separatis yang dilengkapi senjata api jenis pistol P226, M16A4 dan styer yang bermarkas di daerah Pantai Purwosari, Buluagung, Kecamatan Siliragung, dan Gua Kikik Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran di bawah pimpinan Oseng Rambo.
Para pemberontak itu, juga menawan tokoh masyarakat. Dalam operasi ini, pasukan Marinir TNI AL dan Special Force US Army sempat blusukan ke perkampungan warga. Dalam simulasi itu, Komandan Batalyon Intai Amibi-1 Marinir, Letkol Marinir Rivelson Saragih membentuk empat tim yang dipimpin Letda Marinir Achtizen.
Dari pengaturan strategi, empat tim yang bermarkas di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Lampon, itu dibagi dua. Kelompok pertama beranggota dua tim penyerbu dan satu tim sniper bersenjata senapan runduk AW-2 (Tim 1) yang bekerja sama dengan satu unit heli bell 412 HU 410 milik skuadron 400 Wing Udara-1 Puspen- erbal dengan pilot Kapten Laut (P) V. Oktomiawan dan Copilot Lettu Laut (P) Alfert.
Mereka ini melaksanakan serbuan dan penghancuran sasaran 1 yang berada di sekitar Gua Kikik. Untuk tim 2 yang terdiri dua tim penyerbu dibantu tim sniper, melakukan penyelamatan sandera yang disekap di gudang musuh. “Timnya di bagi dua, masing-masing di-backup heli dan penembak runduk,” jelas Komandan Batalyon Intai Ami bi 1 Marinir, Letkol Marinir Rivelson Saragih.
Menurut Rivelson, dalam operasi itu tim Sniper bertugas melumpuhkan penjagaan musuh. Selanjutnya tim 1 melaksanakan ini ltrasi dengan air movement dan fast rope dari hely bell dan dilanjutkan serbuan dan penghancuran sasaran.
Dalam simulasi itu, satu personel tim 1 mengalami luka tembak, kemudian dievakuasi oleh tenaga medis dengan dibawa ke rumah sakit Graha Medika. “Ada yang terluka lalu dilakukan evakuasi medis tempur,” jelasnya. Operasi yang sama juga dilakukan tim 2 yang tugasnya membebaskan sandera.
Dalam operasinya, tim ini berhasil melumpuhkan musuh dan membebaskan sandera dalam keadaan hidup. Setelah berhasil menguasai dan menyelamatkan para sandera, tim ini menuju pick up point untuk menunggu jem putan dari heli. Evakuasi yang dilakukan tim 2 dengan metode Suspention Tactical Airborne Operation (STABO) untuk dibawa ke posko utama.
“Setelah berhasil, sandera dievakuasi dengan STABO,” jelasnya. Perwira yang pernah menjalani berbagai operasi khusus ini menjelaskan, skenario latihan kali ini disebut skenario latihan berganda atau full mission proi le. Latihan ini merupakan puncak materi dalam latihan bersama prajurit Intai Ami bi Marinir Indonesia dengan Special Force Group US Army dengan sandi Balance Lantern Iron 16-2444.
Dalam simulasi itu personel yang dilibatkan mempraktikkan semua materi dalam Balance Lantern Iron 16-2444 meliputi menembak senapan, menembak pistol, menembak sniper, prosedur pimpinan pasukan, penanganan dan pemeriksaan tawanan, close quarter battle (CQB), teknik komunikasi radio, evakuasi medis dan hello insertion.
Usai melakukan operasi, mereka dikumpulkan untuk menjalani evaluasi di markas. “Ini puncaknya latihan, semua materi diuji dan dipraktikkan dalam satu skenario, selesai operasi kita evaluasi,” ucapnya. (radar)