sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Johan Budi lahir di Mojokerto, Jawa Timur, pada 29 Januari 1966.
Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (UI), mengambil jurusan Teknik Gas/Petrokimia.
Sebelum terjun ke dunia antikorupsi, Johan sempat berkiprah di dunia jurnalistik
. Ia pernah menjadi reporter dan editor di sejumlah media massa — pengalaman ini menjadi pondasi penting bagi karier selanjutnya.
Kariernya menanjak ketika bergabung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak 2005, ia mulai aktif di KPK.
Antara 2006 hingga 2014, Johan menjabat sebagai Juru Bicara KPK — periode ketika lembaga antirasuah itu tengah banyak mendapat sorotan publik.
Tak berhenti di situ. Pada 2014–2015, ia sempat mengemban posisi sebagai Deputi Pencegahan KPK.
Lalu pada 2015, di tengah dinamika internal di KPK, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Pimpinan (Plt.) KPK.
Baca Juga: Segelas Bajigur, Segenggam Kenyamanan
Peralihan ke Politik dan Legislasi
Setelah lama berkecimpung di dunia penegakan hukum dan antikorupsi, Johan memutuskan untuk meniti karier di jalur politik.
Pada Juli 2018, ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai kader.
Hasilnya, dalam Pemilu 2019 ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili daerah pemilihan Jawa Timur VII.
Di DPR, ia sempat duduk di Komisi yang membidangi hukum dan juga sempat menjabat dalam struktur internal fraksi.
Sumber: jawapos.com, disarikan dari berbagai sumber
Page 2
Namun pada tahun 2024, setelah mengikuti seleksi calon pimpinan KPK (capim), Johan mengajukan pengunduran diri dari DPR dan PDIP.
Dengan demikian, ia menyatakan dirinya “kembali jadi rakyat”.
Baca Juga: Itinerary Liburan Keluarga 5 Hari Surabaya – Banyuwangi: Pulau Merah, Wedi Ireng, hingga Alas Purwo yang Ramah Anak dan Lansia
Babak Baru: Komisaris Transjakarta
Karier Johan kembali berputar setelah ia diangkat sebagai komisaris di PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada Agustus 2025.
Penunjukan ini menandai fase baru dalam kiprah publikanya — dari penegak hukum dan politisi, kini ia terjun ke dunia tata kelola transportasi publik ibu kota.
Catatan Khusus & Kontroversi
Sebagai juru bicara KPK selama bertahun-tahun, nama Johan Budi telah melekat erat dengan berbagai kasus besar yang ditangani lembaga antirasuah.
Peran komunikatifnya di masa itu memperkenalkan wajah KPK ke publik, sekaligus menghadapi tekanan politik dan publik.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Raih Most Inspiring Tourism Leader di Wonderful Indonesia Award 2025
Meski sempat mundur pada Juli 2011 dari posisi jubir — terkait tudingan dan penyelidikan internal — ia akhirnya tetap bertahan atas permintaan pimpinan KPK kala itu.
Langkahnya masuk ke politik dan kemudian ke DPR menuai sorotan dari berbagai kalangan — terutama terkait potensi konflik antara pengalaman antikorupsi dan aktivitas politik partai.
Kemudian, ketika mengikuti seleksi capim KPK 2024, keputusan mundur dari DPR dan PDIP menunjukkan komitmennya untuk menjalani proses secara formal tanpa afiliasi partai politik.
Mengapa Johan Budi Tetap Menarik Perhatian?
- Latar belakang jurnalistik dan teknik membuatnya memiliki pemahaman bercampur: komunikasi publik + analisa teknis.
- Pengalaman panjang di KPK — dari jubir sampai Plt. pimpinan — memberi kredibilitas dalam penegakan hukum dan antikorupsi.
- Transisi ke politik dan legislatif menunjukkan keberanian untuk mengambil peran berbeda dalam pelayanan publik.
- Penunjukan di Transjakarta membuka bab baru: kontribusi terhadap sistem transportasi dan tata kelola publik ibu kota.
Sumber: jawapos.com, disarikan dari berbagai sumber
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Johan Budi lahir di Mojokerto, Jawa Timur, pada 29 Januari 1966.
Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (UI), mengambil jurusan Teknik Gas/Petrokimia.
Sebelum terjun ke dunia antikorupsi, Johan sempat berkiprah di dunia jurnalistik
. Ia pernah menjadi reporter dan editor di sejumlah media massa — pengalaman ini menjadi pondasi penting bagi karier selanjutnya.
Kariernya menanjak ketika bergabung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak 2005, ia mulai aktif di KPK.
Antara 2006 hingga 2014, Johan menjabat sebagai Juru Bicara KPK — periode ketika lembaga antirasuah itu tengah banyak mendapat sorotan publik.
Tak berhenti di situ. Pada 2014–2015, ia sempat mengemban posisi sebagai Deputi Pencegahan KPK.
Lalu pada 2015, di tengah dinamika internal di KPK, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Pimpinan (Plt.) KPK.
Baca Juga: Segelas Bajigur, Segenggam Kenyamanan
Peralihan ke Politik dan Legislasi
Setelah lama berkecimpung di dunia penegakan hukum dan antikorupsi, Johan memutuskan untuk meniti karier di jalur politik.
Pada Juli 2018, ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai kader.
Hasilnya, dalam Pemilu 2019 ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili daerah pemilihan Jawa Timur VII.
Di DPR, ia sempat duduk di Komisi yang membidangi hukum dan juga sempat menjabat dalam struktur internal fraksi.
Sumber: jawapos.com, disarikan dari berbagai sumber








