Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Proyek Jembatan Terancam Mangkrak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

proyekWarga dan Forpimka Tuding Pembangunan Tidak Tepat Sasaran

PESANGGARAN – Gara–gara diprotes warga, proyek jembatan di jalan raya menuju Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, terpaksa dihentikan. Padahal, sebagian dari jembatan itu sudah dibongkar hingga separo badan jalan. Proyek jembatan yang dihentikan itu mengganggu arus lalu lintas. Para pengemudi kendaraan dari arah utara dan selatan harus berhenti dan bergantian bila melintas di jembatan tersebut. “Jalan jadi sempit dan membahayakan,” terang salah satu sopir pikap saat melintas di jembatan itu.

Pembangunan jembatan itu dimulai Senin (26/05). Baru beberapa hari proyek dikerjakan, ada warga yang protes dan meminta pembangunan jembatan itu dihentikan. Bukan hanya itu, Kamis (29/05) Camat Pesanggaran Didik Joko Suhono dan Kapolsek Pesanggaran AKP Supriyadi juga minta pembangunan jembatan tersebut dihentikan. “Pembangunan jembatan tidak tepatsasaran,” cetus tokoh pemuda Desa Sumberagung Andik Purwanto. 

Menurut Andik, pembangunan jembatan yang sedang dikerjakan itu merupakan corporate social responsibility (CSR) dari PT. Bumi Suksesindo (BSI) sebesar Rp 105 juta. Pemerintah Desa Sumberagung, selaku pelaksana penerima program CSR dinilai tidak mengetahui kebutuhan warga. “Mestinya program itu disalurkan ke daerah pedalaman yang memang sangat dibutuhkan warga, bukan di jalan raya yang bisa ditangani Dinas Pekerjaan Umum (PU) Banyuwangi,” katanya.

Protes warga, terang dia, bisa dipahami karena pembangunan jembatan momennya kurang tepat, yakni bersamaan dengan ramainya kunjungan wisatawan ke Pantai Pulau Merah. Sehingga, ketika pembangunan jembatan dilaksanakan, banyak wisatawan yang kecele dan harus balik kucing. “Jalur alternatif yang diberikan oleh pihak desa tidak bisa dilalui kendaraan besar,” ungkapnya. Kepala Desa (Kades) Sumberagung, Murwanto, mengaku bingung dengan protes warga dan jajaran Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Pesanggaran. 

Sebelum pelaksanaan pembangunan jembatan, dirinya sudah mengirim surat pemberitahuan ke Camat Pesanggaran Didik Joko Suhono. “Kamis pak camat dan pak kapolsek datang ke lokasi dan marah-marah, minta dihentikan,” katanya. Setelah pembangunan jembatan dihentikan, Murwanto mengaku tidak tahu harus berbuat apa. “Saya tidak tahu kelanjutannya bagaimana, sekarang pihak pemborongnya juga ngambek,” ujarnya. Terkait permintaan Andik dan Budi agar anggaran CSR digunakan untuk lokasi lain.

Murwanto mengaku sudah mempertimbangkan secara matang. Jembatan yang akan diperbaiki itu, dibangun pada tahun 1970-an dan kondisinya sudah parah. Setiap hujan, jelas dia, airnya meluap ke jalan raya. “Kita sudah usulkan melalui musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) bertahun-tahun, tapi nggak pernah ada realisasi. Sekarang ada dana CSR, kita manfaatkan untuk mbangun jembatan itu,” tandasnya. (radar)