sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com — Proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi yang sempat dielu-elukan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) kini berada di ujung tanduk.
Harapan menghadirkan jalur cepat yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk hingga Badung sepanjang 96,84 kilometer itu mendadak meredup setelah calon investor mundur satu per satu akibat gagalnya dukungan pembiayaan dari perbankan.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengakui kondisi getir tersebut. Ia menyebut para investor profesional kini enggan melirik proyek bernilai Rp 25,4 triliun itu.
Bukan karena skema KPBU atau jaminan pemerintah, melainkan karena faktor paling vital bagi proyek jalan tol: trafik alias arus kendaraan.
“Investor berpegang pada prinsip ekonomi sederhana: kalau tidak ada lalu lintas, tidak ada pendapatan,” ujar Dody dalam keterangannya di Jakarta.
Baca Juga: Mahfud MD dan Susno Duadji: Kritik Hukum, Persepsi dan Jejak Kasus — Dari Hutan Belantara ke Tuduhan Mafia Peradilan
Trafik Hanya 2.631 Kendaraan per Hari
Kementerian PU mencatat, proyeksi trafik Tol Gilimanuk–Mengwi hanya 2.631 kendaraan per hari—angka yang terlalu kecil untuk menutup biaya investasi dan operasional.
Investor menilai kondisi ini terlalu berisiko, terlebih bila dibandingkan dengan proyek tol lainnya.
Contohnya, Tol Probolinggo–Banyuwangi (Probowangi) dengan nilai investasi Rp 21,07 triliun malah mencatat potensi trafik jauh lebih besar.
Direktur Utama PT Jasa Marga Probolinggo–Banyuwangi, Adi Prasetyanto, menyebut kendaraan yang keluar dari Leces (Probolinggo) saja sudah mencapai 7.000 per hari.
Jika ruas tersebut tersambung sampai Banyuwangi, total kendaraan diprediksi menembus lebih dari 20.000 kendaraan per hari.
Perbandingan ekstrem inilah yang membuat Tol Gilimanuk–Mengwi jeblok dalam minat investor.
Konsorsium pemenang tender sebelumnya pun kandas di tengah jalan karena gagal mencapai financial close. Lelang ulang berulang kali dilakukan, tetapi tetap sepi peminat.
Sumber: simpulkpbu.pu.go.id
Page 2
Dalam skema baru KPBU, pemerintah akan menanggung pembangunan ruas yang kurang prospektif, yakni Gilimanuk–Pekutatan, sementara investor cukup fokus pada segmen yang trafiknya tinggi.
Dengan menghubungkan Jembrana–Tabanan–Badung, ruas Pekutatan–Soka–Mengwi dipandang memiliki peluang trafik yang lebih realistis dan menjadi “harapan terakhir” agar proyek ini tidak benar-benar mati suri.
Baca Juga: 14 Kecamatan dan 46 Desa di Situbondo Dilintasi Jalan Tol Probowangi hingga Banyuwangi, kecuali Sumbermalang dan Mangaran
Data Teknis: Banyak Kolom Masih Kosong
Meski telah memiliki dokumen lengkap seperti Feasibility Study (FS), Basic Design, KA Andal, dan DPPT, halaman proyek memperlihatkan banyak data teknis penting yang belum terisi, mulai dari jumlah junction, on/off ramp, hingga nilai finansial seperti FIRR dan BCR.
Nilai kelayakan ekonomi yang masih ditampilkan sebagai “0%” mengindikasikan bahwa perhitungan final belum rampung atau belum ditetapkan.
Baca Juga: Isabella Viandra, Tiktoker yang Mendadak Viral: Profil Lengkap, Karier, dan Spekulasi ‘Saudara Sebapak Marshanda’
Timeline Panjang Sejak 2019
Proyek ini sebenarnya sudah berjalan panjang:
- 2019: pra-FS diajukan
- 2020: izin prinsip
- 2021: persiapan lelang
- 2022: RfP dan penetapan pemenang
- 2023: penandatanganan KPBU
- 2027: target financial close yang kini terancam meleset
Artinya, dalam lima tahun evaluasi dan proses administrasi, proyek ini belum menemukan titik terang.
Baca Juga: Korban Meninggal Dunia Bencana Hidrometeorologi di Aceh, Sumut dan Sumbar Jadi 303 Jiwa
Nasib PSN Bali yang Masih Gelap
Dengan realita trafik rendah, risiko finansial tinggi, dan minimnya minat investor, proyek Tol Gilimanuk–Mengwi kini berada dalam fase kritis.
Pemerintah berusaha keras agar proyek ini tidak “mati sebelum dibangun”, tetapi masa depannya sangat bergantung pada keberhasilan meramu rute yang lebih menjanjikan.
Tanpa kepastian trafik, tanpa nilai ekonomi yang solid, proyek ini akan terus terganjal—meski statusnya bertuliskan Proyek Strategis Nasional.
Sumber: simpulkpbu.pu.go.id
Page 3
Baca Juga: Banyuwangi Gaspol! Akuatik Targetkan Open Jatim 2026, Mulai Cetak SDM dan Atlet Sejak Dini
Progres Paling Buncit, Terancam Molor hingga 2027
Di antara empat proyek tol prioritas yang kini sedang dikaji Kementerian PU, Gilimanuk–Mengwi disebut menjadi yang paling buncit progresnya.
Bahkan Dody memprediksi proyek ini baru bisa menyelesaikan tender pada 2027—tahun yang sama ketika proyek lain diproyeksikan sudah menandatangani kontrak.
“Ruas Gilimanuk–Mengwi masih dalam diskusi mendalam dengan calon investor dan Pemda. Termasuk kemungkinan perubahan rute,” jelas Dody.
Sementara proyek lain seperti Tol Sentul Selatan–Karawang Barat dan Tol Gedebage–Tasikmalaya (Getaci) disebut jauh lebih siap baik dari sisi desain maupun ketertarikan investor.
Baca Juga: Apel Pimpinan Polresta Banyuwangi, Fokus Stabilitas Kamtibmas Akhir Tahun
Dikaji Ulang, Pemerintah Buka Opsi Ganti Rute
Untuk menyelamatkan proyek warisan PSN era Jokowi yang juga masuk daftar proyek strategis pemerintahan Prabowo, Kementerian PU kini melakukan review menyeluruh.
Pemerintah membuka opsi perubahan rute agar lebih ekonomis dan menarik bagi investor.
Salah satu strategi kunci adalah mengaitkan proyek ini dengan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) yang tengah dikaji.
Kehadiran bandara baru di Bali utara diyakini dapat mengerek trafik secara signifikan.
Baca Juga: Persewangi Pamerkan Kekuatan Jelang Liga 4, Launching Jersey Baru Disaksikan Ribuan Suporter
Fokus Baru: Ruas Pekutatan–Soka–Mengwi 43,2 km
Kepala BPJT Wilan Oktavian menegaskan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah melanjutkan ruas yang dianggap paling prospektif secara ekonomi, yaitu segmen Pekutatan–Soka–Mengwi sepanjang 43,2 km.
Sumber: simpulkpbu.pu.go.id








