Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Puspa Blambangan, Penyaji Terbaik Festival Nasional Musik Trasidional Anak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

puspaTUNTAS sudah pergelaran Festival Nasional Musik Tradisional Anak 2014 yang dilangsungkan di Jakarta beberapa waktu lalu.Kendati hampir satu bulan berlalu, rasa bangga atas raihan prestasi itu masih dirasakan oleh keluarga besar SDN Kepatihan. Festival itu diikuti 600 anak se- Indonesia. Grup musik Puspa Indah Banyuwangi berhak mewakili Jatim dalam ajang festival tersebut. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Begitulah kira-kira yang dirasakan oleh seluruh personel, wali murid, hingga guru di SDN Kepatihan.

Mengusung Kembang Angenan sebagai judul penampilan di ajang yang diikuti 34 perwakilan provinsi se-Indonesia itu, Puspa Blambangan tampil mengesankan. Dalam sebuah bait sinopsis, kelompok ini mencoba menceritakan potensi generasi muda seperti layaknya merawat sebuah bunga. Sekadar tahu, semua peserta lomba dalam festival ini wajib menampilkan pertunjukan musik khas daerahnya masing-masing. 

Penampilan mereka akan dinilai oleh tim pengamat yang terdiri dari Jabatin Bangun (IKJ Jakarta), Suhendi Afryanto (STSI Bandung),Prof. Johan Salim (ISI Yogyakarta), Embi C.Noer (praktisi),dan Kenedy Nurhan (wartawan). Tim pengamat akan menilai peserta dari empat aspek, yaitu originalitas atau keunikan karya, ide dan kreativitas otensitas, dan kuantitas. Pasca menggondol juara tingkat regional Jawa Timur di Malang tahun lalu, Puspa Blambangan akhirnya mendapat kepercayaan untuk mewakili Jawa Timur dan Banyuwangi di pentas nasional.

Berkekuatan 20 personel, grup ini menempa diri untuk bisa tampil maksimal di ajang nasional. “Anak-anak ini memang sudah terbiasa tampil dalam ajang kesenian,” ujar Endah Wati, Kepala SDN Kepatihan. Sejak ditunjuk sebagai duta Jawa Timur di pentas nasional, praktis grup ini hanya memiliki waktu sebulan untuk mempersiapkan diri. Meski terkesan singkat dan mepet, hal ini bukan halangan bagi personel Puspa Blambangan untuk melahap menu latihan yang diberikan. 

Keikutsertaan mereka dalamberbagai even turut mematangkan skill dan mental tampil seluruh personelnya. Termasuk di antaranya dengan tergabungnya grup ini dalam Paguyuban Pecinta Seni Tradisi (PPST) Jawa Timur turut membentuk karakter dan kemampuan mereka dalam bidang seni. Hingga dalam pemolesan persiapan menuju ajang tersebut, praktis seluruh personel Puspa Blambangan seakan tinggal menunggu jadi dan polesan akhir.

Termasuk dengankolaborasi penampilan dengan lima alat musik seperti patrol, angklung, rebana, kluncing, hingga kendang. Grup ini seolah tanpa kesulitan menyesuaikan dengan iramadan gerak yang diinginkan dalam skenario. “Tidak ada masalah. Semua perpaduan musik dan tari terpadu dalam waktu yang singkat,” ujarnya. Setelah persiapan cukup, grup ini pun bertolak menuju ibu kota. Tidak hanya personel yang diboyong, beberapa peralatan untuk tampil pun dibawa serta. Bedanya bila personel grup dan pendampingnya dibawa melalui pesawat. 

Rombongan alat musik ini pun dibawa melalui jalur darat. Bukan itu saja, sejumlah wali murid pun turut menyertai anaknya dalam perjalanan  ini. Kehadiran mereka bukan tanpa alasan. Sebab, ada anggota personel ini yang sempat ngambek tidak mau berangkat karena alasan orang tua. Demi kelancaran seluruh personel akhirnya beberapa siswa ada yang didampingi orang tuanya ke Jakarta. Bahkan, saat menjelang keberangkatan, hampir sebagian personel dihadapkan problem ujian nasional. Kondisi ini membuat mereka terpaksa absen dari unas dan mengikuti ujian susulan.

“Alhamdulillah dari sembilan siswa yang ikut susulan unas semua lulus dengan nilai memuaskan,” katanya. Begitu mendapat giliran manggung, grup ini mampu tampil prima dan mengesankan. Konsep gandrung lanang yang dipadu dengan janger menghadirkan nuansa musik serta tari yang rancak. Dalam penampilan yang disaksikan perwakilan seluruh provinsi se-Indonesia itu, Puspa Blambangan pun dinobatkan sebagai juara dengan penyaji terbaik di ajang tersebut. Rasa syukur yang tentunya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi seluruh personel dan pihak sekolah. 

Sebab, di ajang itu seluruh peserta juga menampilkan pertunjukkan terbaiknya. Kegembiraan inilah yang kemudian terbawa hingga luar panggung. Untuk mensyukuri keberhasilan ini, seluruh personel dan kru Puspa Blambangan diajak rekreasi ke monumen nasional (Monas). “Saking senengnya, sampai pukul 3.00 baru pulang ke hotel,” beber Endah Wati. Tidak hanya itu, sepulang dari manggung di Jakarta, personel ini mendapat kesempatan lagi sebagai tamu kehormatan di Surabaya. Puncak Hari Anak Nasional (HAN) menjadi penghargaan khusus yang diberikan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo atas keberhasilan grup ini. (radar)