RadarBanyuwangi.id – Sebagai penyedia moda transportasi massal modern, LRT Jabodebek terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan layanan yang aman, nyaman, tepat waktu, sekaligus ramah lingkungan.
Salah satu langkah nyata dalam mendukung transportasi berkelanjutan adalah penggunaan energi listrik sepenuhnya dalam pengoperasian kereta, yang turut berperan dalam mengurangi emisi karbon serta dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk menjaga keandalan sistem, perawatan kelistrikan dilakukan secara rutin. Pasokan listrik menjadi aspek krusial karena seluruh operasional LRT digerakkan dengan tenaga listrik.
Baca Juga: KAI Ungkap Fakta Mengejutkan, Lebih dari 70 Persen Pelanggan Pilih KA Ekonomi Saat Lebaran 2025
Sistem Kelistrikan Canggih Penopang Layanan LRT Jabodebek
Sistem kelistrikan LRT Jabodebek terdiri atas dua komponen utama, yakni Gardu Traksi (TPSS) dan Third Rail. TPSS (Traction Power Sub Station) bertugas mengubah energi listrik dari PLN dengan tegangan 20.000 volt menjadi tegangan yang sesuai untuk kebutuhan kereta dan sistem penunjangnya.
Ini mencakup sistem persinyalan, telekomunikasi, Platform Screen Door (PSD), serta kontrol peralatan operasional lainnya.
Sementara itu, Third Rail adalah rel tambahan yang berada di sisi lintasan dan berfungsi menghantarkan listrik ke kereta. Arus listrik dari TPSS dialirkan ke Third Rail, lalu diserap oleh kereta melalui komponen khusus yang terpasang di bagian bawah rangkaian.
Baca Juga: Bebas Macet dan Super Tepat Waktu, Ini Bukti KAI Semakin Andal di Lebaran 2025
Pemeliharaan Rutin Demi Keandalan Layanan
Agar operasional berjalan lancar dan bebas gangguan, tim teknis LRT Jabodebek melakukan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala.
Proses ini dilakukan pada malam hari, setelah seluruh perjalanan kereta selesai, mengingat sebagian besar peralatan berada langsung di lintasan rel.
Jenis pekerjaan yang dilakukan meliputi pembersihan Third Rail, pemeriksaan visual, pengukuran dimensi, pengujian fungsi, serta penggantian suku cadang bila diperlukan.
Pada sistem TPSS, teknisi melakukan pengecekan parameter kelistrikan, pengujian distribusi daya, dan memastikan sistem perlindungan berjalan optimal.
Jadwal perawatan sudah diatur mulai dari harian, bulanan, hingga tahunan, mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Meskipun waktu perawatan terbatas, efisiensi kerja tetap terjaga berkat penggunaan maintenance trolley dan kendaraan operasional yang siap di titik-titik strategis.
Page 2
Baca Juga: Kick Sauber Kacau di Bahrain, Hulkenberg Didiskualifikasi, Bortoleto Terkapar di Posisi Terbawah
Pemantauan 24 Jam dengan Teknologi SCADA
Tak hanya melalui kerja lapangan, sistem kelistrikan LRT Jabodebek juga dipantau secara real-time menggunakan teknologi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition).
Sistem ini terhubung ke pusat kendali dan memantau kondisi kelistrikan selama 24 jam tanpa henti, memungkinkan penanganan cepat jika terjadi gangguan.
“Perjalanan kereta yang andal dan tepat waktu berawal dari sistem kelistrikan yang terjaga. Kami mengapresiasi dedikasi seluruh petugas yang bekerja di balik layar, bahkan hingga tengah malam, demi memastikan layanan tetap optimal,” ujar Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi.
Baca Juga: Berkat Program Klasterkuhidupku BRI, Klaster Usaha Tenun Ulos Ini Sukses Bangkit dan Berdayakan Kaum Wanita
Transportasi Modern yang Semakin Andal
Melalui sinergi antara teknologi dan profesionalisme sumber daya manusia, LRT Jabodebek terus memperkuat posisinya sebagai moda transportasi masa depan.
Layanan ini tak hanya efisien dan ramah lingkungan, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang menggantungkan mobilitasnya setiap hari pada layanan kereta modern ini. (*)
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Sebagai penyedia moda transportasi massal modern, LRT Jabodebek terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan layanan yang aman, nyaman, tepat waktu, sekaligus ramah lingkungan.
Salah satu langkah nyata dalam mendukung transportasi berkelanjutan adalah penggunaan energi listrik sepenuhnya dalam pengoperasian kereta, yang turut berperan dalam mengurangi emisi karbon serta dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk menjaga keandalan sistem, perawatan kelistrikan dilakukan secara rutin. Pasokan listrik menjadi aspek krusial karena seluruh operasional LRT digerakkan dengan tenaga listrik.
Baca Juga: KAI Ungkap Fakta Mengejutkan, Lebih dari 70 Persen Pelanggan Pilih KA Ekonomi Saat Lebaran 2025
Sistem Kelistrikan Canggih Penopang Layanan LRT Jabodebek
Sistem kelistrikan LRT Jabodebek terdiri atas dua komponen utama, yakni Gardu Traksi (TPSS) dan Third Rail. TPSS (Traction Power Sub Station) bertugas mengubah energi listrik dari PLN dengan tegangan 20.000 volt menjadi tegangan yang sesuai untuk kebutuhan kereta dan sistem penunjangnya.
Ini mencakup sistem persinyalan, telekomunikasi, Platform Screen Door (PSD), serta kontrol peralatan operasional lainnya.
Sementara itu, Third Rail adalah rel tambahan yang berada di sisi lintasan dan berfungsi menghantarkan listrik ke kereta. Arus listrik dari TPSS dialirkan ke Third Rail, lalu diserap oleh kereta melalui komponen khusus yang terpasang di bagian bawah rangkaian.
Baca Juga: Bebas Macet dan Super Tepat Waktu, Ini Bukti KAI Semakin Andal di Lebaran 2025
Pemeliharaan Rutin Demi Keandalan Layanan
Agar operasional berjalan lancar dan bebas gangguan, tim teknis LRT Jabodebek melakukan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala.
Proses ini dilakukan pada malam hari, setelah seluruh perjalanan kereta selesai, mengingat sebagian besar peralatan berada langsung di lintasan rel.
Jenis pekerjaan yang dilakukan meliputi pembersihan Third Rail, pemeriksaan visual, pengukuran dimensi, pengujian fungsi, serta penggantian suku cadang bila diperlukan.
Pada sistem TPSS, teknisi melakukan pengecekan parameter kelistrikan, pengujian distribusi daya, dan memastikan sistem perlindungan berjalan optimal.
Jadwal perawatan sudah diatur mulai dari harian, bulanan, hingga tahunan, mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Meskipun waktu perawatan terbatas, efisiensi kerja tetap terjaga berkat penggunaan maintenance trolley dan kendaraan operasional yang siap di titik-titik strategis.