sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Pemerintah pusat terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur strategis di Jawa Timur.
Salah satunya melalui proyek Jalan Tol Jember–Lumajang yang kini tercatat dalam laman resmi Simpul KPBU Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Proyek ini masuk dalam kategori jalan dan jembatan, dengan fokus utama sebagai jalan tol yang diharapkan mampu memperkuat konektivitas kawasan Tapal Kuda, sekaligus membuka akses ekonomi baru bagi wilayah Jember dan Lumajang.
Baca Juga: PIP 2025 Resmi Cair Desember, Orang Tua Wajib Tahu Cara Cek Statusnya
Berdasarkan data yang ditampilkan di laman Simpul KPBU, Jalan Tol Jember–Lumajang direncanakan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Skema ini menempatkan pemerintah dan sektor swasta sebagai mitra dalam pembiayaan, pembangunan, hingga pengelolaan infrastruktur.
Dalam implementasinya, proyek ini menggunakan skema kontrak Build Operate Transfer (BOT).
Artinya, badan usaha akan membangun dan mengoperasikan jalan tol dalam periode tertentu sebelum akhirnya diserahkan kembali kepada pemerintah.
Baca Juga: Kereta Api Tetap Favorit, KAI Daop 8 Surabaya Catat Lonjakan Penumpang Nataru
Sementara itu, pengembalian investasi dirancang melalui skema user charge, yakni pendapatan yang bersumber dari tarif pengguna jalan tol.
Dari sisi nilai ekonomi, proyek ini tergolong besar. Indikasi nilai investasi mencapai Rp 13,60 triliun, dengan estimasi nilai konstruksi sekitar Rp 8,40 triliun.
Angka tersebut mencerminkan skala proyek yang signifikan dan peran strategisnya dalam sistem jaringan jalan tol nasional.
Untuk aspek kelayakan finansial, proyek Jalan Tol Jember–Lumajang mencatat Financial Internal Rate of Return (FIRR) sebesar 12,03 persen.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dikabarkan Tampil di Fast X: Part 2, Vin Diesel Beri Konfirmasi
Sumber: simpulkpbu.pu.go.id
Page 2
Page 3
Nilai ini berada di atas Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang tercatat sebesar 10,88 persen, menandakan proyek secara finansial dinilai layak untuk dikerjakan.
Sementara itu, Financial Net Present Value (FNPV) tercatat positif, yakni sekitar Rp 1,05 triliun.
Meski demikian, pada bagian kelayakan ekonomi seperti EIRR, ENPV, dan BCR, sebagian nilai masih tercantum nol.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa data tersebut masih dalam tahap pengisian atau penyempurnaan dokumen oleh instansi terkait.
Dari sisi kesiapan teknis dan administratif, Simpul KPBU mencatat sejumlah readiness criteria yang telah atau sedang dipersiapkan.
Baca Juga: Nasib Teras Cihampelas Menunggu Uji Beban, Ini Penjelasan Wali Kota Bandung
Di antaranya masuknya proyek ini dalam PPP Book, tersedianya basic design, dokumen Kerangka Acuan Andal (KA Andal), DPPT, hingga usulan penetapan lokasi (penlok).
Rangkaian dokumen tersebut menjadi indikator penting dalam menilai kesiapan proyek untuk memasuki tahap penawaran kepada badan usaha.
Pada laman Simpul KPBU juga ditampilkan visual berupa struktur proyek, yang menggambarkan hubungan antar pemangku kepentingan serta alur kerja sama dalam skema KPBU.
Meski deskripsi naratif proyek masih sangat singkat, keberadaan data teknis dan finansial menunjukkan bahwa proyek ini telah masuk dalam tahap perencanaan yang terstruktur.
Baca Juga: Avatar: Fire and Ash, Ketika Ambisi Besar James Cameron Terasa Berputar di Tempat
Selain itu, tersedia pula fitur review atau penilaian yang memungkinkan publik memberikan masukan terkait proyek tersebut.
Sementara bagian linimasa proyek telah disediakan, meski rincian tahapannya belum ditampilkan secara lengkap.
Secara keseluruhan, kehadiran proyek Jalan Tol Jember–Lumajang di Simpul KPBU menandai keseriusan pemerintah dalam mendorong pembangunan infrastruktur jalan tol di wilayah timur Jawa Timur.
Baca Juga: Menhub Dudy Purwagandhi Pastikan Tol Probolinggo–Banyuwangi dan Pelabuhan Ketapang Siap Hadapi Libur Nataru
Sumber: simpulkpbu.pu.go.id







