SONGGON, Jawa Pos Radar Genteng – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menetapkan status Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso di level II waspada, Minggu (7/1).
Berdasarkan pengamatan visual, gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut itu, masih rutin mengeluarkan asap dengan ketinggian sekitar 50 hingga 100 meter dari atas puncak. “Sejak kenaikan status dari level I normal menjadi level II waspada pada Selasa (19/12) lalu, getaran gempa vulkanik dan tektonik terekam hingga ratusan kali,” cetus Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Burhan Alethea.
Menurut Burhan, data gempa yang terekam sejak statusnya naik ke level II waspada sebanyak 505 kali gempa hembusan lokal, 42 kali gempa tektonik jauh, dan 12 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 hingga 5 milimeter, dominan 1 milimeter. “Meski cenderung menurun sejak dinaikkan statusnya, Gunung Raung memiliki beberapa potensi bahaya yang perlu diwaspadai,” katanya.
Baca Juga: Tempat Wisata Pantai Pulau Merah di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran mulai Sepi Pengunjung
Potensi bahaya Gunung Raung yang mungkin terjadi, jelas dia, berupa akumulasi gas vulkanik konsentrasi tinggi di dasar kawah. Erupsi Gunung Raung, jelas dia, menurut catatan sejarah menghasilkan aliran piroklastik, jatuhan piroklastik, dan aliran lava andesitik sampai basaltik. “Saat ini tidak terjadi erupsi di Gunung Raung, tapi ada aktivitas berupa embusan gas dari dasar kawah,” ujarnya.
Burhan menyebut, erupsi terakhir terjadi pada Juli 2022 yang menghasilkan kolom erupsi setinggi 1.500 meter dari atas puncak. “Selama hampir satu tahun, status Gunung Raung ini pernah dinaikkan ke level II waspada karena erupsi itu,” cetusnya.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan kegempaan pada periode 20 hingga 31 Desember 2023 dan potensi ancaman bahaya, masih kata dia, tingkat aktivitas Gunung Raung dinilai masih pada Level II atau waspada. “Demi keselamatan masyarakat juga, statusnya dinaikkan ke level II waspada lagi, ini setelah ada gempa tektonik lokal pada Senin malam (18/12),” katanya.(gas/abi)
Sumber: Jawa Pos Radar Genteng