BANYUWANGI – Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Mendag RI) Thomas Lembong memantau tiga pasar tradisional di Banyuwangi kemarin (10/10). Tiga pasar yang dipantau menteri adalah Pasar Banyuwangi, Pasar Sobo, dan satu pasar yang sedang direnovasi, yakni Pasar Srono.
Menteri yang baru dilantik Agustus 2015 lalu itu didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam perjalanan meninjau tiga pasar tradisional itu. Mendag Lembong juga berinteraksi dengan sejumlah pedagang di tiga pasar tersebut.
Ditengah kunjungan tersebut, Mendag Lembong memberikan apresiasi terhadap kebersihan dan penataan pasar di Banyuwangi. Menurutnya, dampak renovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi membentuk penataan dan kebersihan yang baik.
“Ini mencerminkan dampak penertiban dan renovasi cukup besar,” ujarnya ketika dikonfirmasi di Pasar Banyuwangi kemarin. Meski demikian, Lembong mendorong Pemkab Banyuwangi memperbaiki beberapa sarana pasar.
Dia meminta pemkab tidak ragu menambah anggaran untuk memperbaiki pasar agar lebih optimal. Pemkab juga diminta tidak menunda pembangunan pasar induk di Banyuwangi. Sebab, kata dia, keberadaan pasar tradisional merupakan motor penggerak perekonomian lokal.
“Mesin utama di daerah adalah pasar rakyat dan pasar induk,” cetusnya kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Lembong menambahkan, penguatan perekonomian domestik salah satunya adalah mengoptimalkan peredaran barang dan jasa melalui pasar rakyat dan pasar induk.
Pembangunan pasar rakyat dan pasar induk merupakan salah satu prioritas pemerintah pusat. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengusulkan separo dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) milik Kemendag, yakni sekitar Rp 1,7 triliun, untuk pembangunan pasar tradisional.
“Namun, kami masih menyelidiki cara-cara kteatif, bagaimana menggalang dana lebih dari itu, ujarnya. Dalam hal ini, Kemendag fokus menggarap kualitas pasar bukan kuantitas. Cara yang kreatif menurutnya adalah membangun pasar percontohan.
Di tiap daerah, misalnya, bisa dibangun dua hingga tiga pasar tiadisional yang canggih dan bersih bahkan bisa menjadi tempat wisata. Sementara itu, Bupati Anas mengakui Pemkab Banyuwangi tengah mengusulkan pembangunan pasar seperti yang disebutkan menteri tersebut.
Saat ini revitalisasi pasar yang dilalakukan memang masih darurat. Karena anggarannya terbatas, jadi revitalisasi pasar induk masih bertujuan jangka pendek,” katanya. Meski demikian, hal-hal kecil yang sudah diperbaiki, seperti perbaikan drainase, pavingisasi, perbaikan atap dan pemberian penerangan, sudah dirasakan manfaatnya oleh pedagang pasar.
Revitalisasi pasar rakyat Pasar Soba, misalnya, kata Anas, dilakukan untuk memudahkan konsumen membeli barang yang dengan mudah dan nyaman. Selama ini konotasi masyarakat tentang pasar nadisional adalah kumuh dan kotor.
Akibatnya, masyarakat enggan membeli barang di pasar tradisional. “Dengan pasar terpadu ini, harapan pemerintah bisa menjadikan alternatif utama dalam berbelanja. Rencananya, pasar terpadu di Sobo nanti akan kita atur per blok. Mana yang menjual ikan, menjual daging, sembako atau sayur.
Kelebihan Pasar Sobo nanti adalah pasar tradisional yang juga menjual oleh-oleh bagi wisatawan, selingan bisa menjadi pilihan utama masyarakat,” katanya. Selama empat tahun terakhir ini Banyuwangi telah memproteksi pasar rakyat agar tidak tergerus pasar moderen.
Caranya, merevitalisasi sejumlah pasar tradisional agar lebih bersih dan tertata. Selain itu, juga mengeluarkan kebijakan pembatasan pasar modern di Banyuwangi. (radar)