Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut serta Istisqa di Lapangan Taman Blambangan menyebutkan bahwa hal tersebut untuk melengkapi ikhtiar guna menghadapi perubahan cuaca akibat El Nino ini. Kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan di sejumlah desa di Banyuwangi dan menurunnya debit air di sejumlah waduk.
Acara yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemkab Banyuwangi tersebut, imbuh Ipuk, sekaligus untuk menggugah kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Kami berharap dengan ini, masyarakat biss turut menjaga alam. Menjaga sumber-sumber mata air, menanam pohon dan lain sebagainya,” terangnya.
Sementara itu, Pengasuh PP Al-Anwari, Banyuwangi, KH. Achmad Shiddiq yang bertindak sebagai imam dan khatib menegaskan kegiatan ini sebagai momentum instropeksi diri. “Marilah kita memohon ampunan kepada Allah SWT. Hal ini bisa jadi karena banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan,” ungkapnya.
Tidak hanya dosa berupa kemaksiatan, imbuh Shiddiq, tapi juga dosa-dosa ekologis. Merusak lingkungan, mengabaikan ekosistem berkelanjutan. “Pada dasarnya kerusakan di muka bumi ini, adalah akibat dari ulah kita sendiri. Mari kita semua memohon ampun kepada Allah SWT atas semua kesalahan kita,” tegasnya. (*)