Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ribuan Santri Blokagung Pulang Kampung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pelepasan santri mudik.

TEGALSARI – Memasuki masa liburan Ramadan dan lebaran, ribuan santri yang belajar di Pondok Pesantren Darusalam, Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, mudik bareng kemarin (12/6).

Mudik bareng di pesantren terbesar di Kabupaten Banyuwangi itu, dibagi menjadi dua, yakni santri dari Banyuwangi yang dijemput oleh keluarganya, dan santri dari luar provinsi dan luar pulau dilepas oleh pengasuh pesantren.

Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Darusalam, Blokagung, Desa Karangdoro, KH Maskuri Nasirun, dalam pelepasan itu meminta semua santri menjaga almamater, baik dari cara berpakaian maupun tingkah laku selama di jalan dan di rumah.

“Kami titip salam untuk orang tua di rumh,” katanya. Salah salu panitia mudik bareng, Riza Al Amin, 25, mengatakan sebelum acara mudik bareng ini dilakukan digelar musafahah (bersalaman) antara santri dengan pungurus dan ustad.

Santri yang saat ini mudik, harus sudah kembali ke pesantren pada h+ 15 lebaran. “Pada 15 Syawal harus sudah kembali ke pondok,” jelasnya. Untuk menjaga kedisiplinan, pesantren memberlakukan aturan yang cukup ketat bagi santri yang terlambat kembali ke pondok.

Bila tidak memenuhi aturan yang ada, maka akan di denda dengan membayar semen. “Terlambat datang dendanya semen satu sak,” ucapnya.

Pengurus pesatren Darussalam lainnya, Indy Najmu Tsakib, mengatakan setiap libur lebaran tidak semua santri pulang. Banyak santri putra dan putri memilih tetap berada di pesantren atau pulang ke rumah kerabatnya. Untuk santri yang ada di pesantren ini, pesantren juga memiliki aturan tersendiri.

“Santri yang pulang ke rumah saudaranya akan didata,” ungkapnya. Sedang santri yang bertahan di pesantren, jelas dia, untuk santri putri akan diminta pindah ke ndalem (kediaman) pengasuh pesantren.

“Yang tidak pulang pindah ke rumah pengasuh pesantren,” jelasnya. Sementara santri putra yang tetap berada di pesantren, selama musim liburan ini akan ditempatkan di satu asrama. ltu dilakukan untuk memudahkan kontrol dan keamanan.

“Kalau yang putra asrama dijadikan satu, asrama yang lain dikunci,” katanya. (radar)