Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ruang Guru SDN 2 Temuasri Sempu Banyuwangi Ambruk, Rusak Sejak 3 Bulan Lalu, Perbaikan Belum Jelas

ruang-guru-sdn-2-temuasri-sempu-banyuwangi-ambruk,-rusak-sejak-3-bulan-lalu,-perbaikan-belum-jelas
Ruang Guru SDN 2 Temuasri Sempu Banyuwangi Ambruk, Rusak Sejak 3 Bulan Lalu, Perbaikan Belum Jelas

RadarBanyuwangi.id – Gedung SDN 2 Temuasri, Kecamatan Sempu yang ambruk pada Kamis (4/7), hingga Jumat (18/10) ternyata masih belum diperbaiki.

Dan itu menyebabkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah dengan 92 siswa itu, selama tiga bulan ini terganggu.

Saat gedung yang digunakan untuk ruang guru dan ruang kepala sekolah itu ambruk pada dini hari, tidak ada korban jiwa. Selain kejadian pada malam, saat itu sekolah sedang libur.

“Gedung itu atapnya ambrol akibat hujan deras,” terang Kepala SDN 2 Temuasri, Kecamatan Sempu, Mispan.

Menurut Mispan, satu gedung yang gentingnya ambrol itu membuat sekolah mengalami kendala besar dalam menjalankan KBM.

Baca Juga: Bupati Ipuk Sambangi Rumah yang Ambruk di Desa Wringinagung Banyuwangi

Dengan ruang terbatas, sekolah terpaksa menggunakan satu ruang kelas untuk menampung para guru.

“Saya harus menggunakan lima ruang kelas yang tersisa,” jelas Mispan.

Dari lima ruangan yang ada, terang dia, salah satu ruang kelas digunakan untuk dua rombongan belajar (rombel) dan disekat dengan triplek.

Ini suasana tidak kondusif karena suara dari kelas sebelah terdengar, dan mengganggu konsentrasi siswa. “Keadaan ini sangat mengganggu proses pembelajaran siswa,” cetusnya.

Meski dalam kondisi sulit, jelas dia, sekolah terus berupaya agar kegiatan belajar tetap berjalan.

Pihaknya berupaya mencari solusi agar pembelajaran tidak terhambat, meski sarana yang tersedia terbatas. “Kami berusaha pembelajaran tidak tersendat,” katanya..

Baca Juga: Diterjang Banjir, Plengsengan Sungai Binau Lemahbang Dewo Banyuwangi Ambrol: Lintasan Kereta Api Terancam

Mispan berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki gedung sekolahnya yang rusak. Menurutnya, keadaan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena berdampak langsung pada kualitas pendidikan siswa.


Page 2

“Kami sangat berharap perbaikan ini segera direalisasikan,” kata Mispan.

Korwilkersatdik Kecamatan Sempu, Sujiono mengaku sudah melaporkan gedunbg sekolah yang ambruk itu kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi. Bahkan, konsultan sudah survei ke sekolah untuk menilai kerusakan.

“Sudah ada konsultan yang melihat kondisi sekolah, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” ungkap Sujiono.

Baca Juga: Diterjang Angin Kencang, Rumah Janda di Benculuk Banyuwangi Ambruk: Alhamdulillah Korban dan 2 Anaknya Selamat

Proposal perbaikan juga telah diajukan oleh pihak sekolah dan Pemerintah Kecamatan Sempu. Hanya saja, ia tidak tahu secara detail anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan tersebut.

“Untuk anggaran, saya kurang paham, tapi semua sudah diajukan ke dinas,” tambahnya.

Proses perbaikan bisa memakan waktu jika perbaikan ini harus mengikuti mekanisme Musrenbang. Jika ini dianggap sebagai bencana alam, pengajuan bisa dilakukan melalui anggaran darurat.

“Kalau ada dana, biasanya langsung dilakukan perbaikan, tapi kalau tidak ada ya menunggu PAK,” katanya. (rei/abi)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Gedung SDN 2 Temuasri, Kecamatan Sempu yang ambruk pada Kamis (4/7), hingga Jumat (18/10) ternyata masih belum diperbaiki.

Dan itu menyebabkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah dengan 92 siswa itu, selama tiga bulan ini terganggu.

Saat gedung yang digunakan untuk ruang guru dan ruang kepala sekolah itu ambruk pada dini hari, tidak ada korban jiwa. Selain kejadian pada malam, saat itu sekolah sedang libur.

“Gedung itu atapnya ambrol akibat hujan deras,” terang Kepala SDN 2 Temuasri, Kecamatan Sempu, Mispan.

Menurut Mispan, satu gedung yang gentingnya ambrol itu membuat sekolah mengalami kendala besar dalam menjalankan KBM.

Baca Juga: Bupati Ipuk Sambangi Rumah yang Ambruk di Desa Wringinagung Banyuwangi

Dengan ruang terbatas, sekolah terpaksa menggunakan satu ruang kelas untuk menampung para guru.

“Saya harus menggunakan lima ruang kelas yang tersisa,” jelas Mispan.

Dari lima ruangan yang ada, terang dia, salah satu ruang kelas digunakan untuk dua rombongan belajar (rombel) dan disekat dengan triplek.

Ini suasana tidak kondusif karena suara dari kelas sebelah terdengar, dan mengganggu konsentrasi siswa. “Keadaan ini sangat mengganggu proses pembelajaran siswa,” cetusnya.

Meski dalam kondisi sulit, jelas dia, sekolah terus berupaya agar kegiatan belajar tetap berjalan.

Pihaknya berupaya mencari solusi agar pembelajaran tidak terhambat, meski sarana yang tersedia terbatas. “Kami berusaha pembelajaran tidak tersendat,” katanya..

Baca Juga: Diterjang Banjir, Plengsengan Sungai Binau Lemahbang Dewo Banyuwangi Ambrol: Lintasan Kereta Api Terancam

Mispan berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki gedung sekolahnya yang rusak. Menurutnya, keadaan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena berdampak langsung pada kualitas pendidikan siswa.